Obsession 03

446 71 5
                                    

"Tolong lepaskan aku. Biarkan aku pulang. Keluargaku pasti mencemaskan ku. Aku harus kuliah. Aku mohon, Jeno."

Entah sudah berapa kali Chaeryeong memohon kepada Jeno agar ia dibebaskan. Tapi Jeno seakan menulikan indra pendengarannya.

Melihat Jeno yang hanya diam, membuat Chaeryeong marah. Siapa laki-laki di hadapannya sampai berani mengaturnya?

"KAU!" teriak Chaeryeong. Jeno menoleh. "Sudah cukup sabar aku menghadapimu. Apa kau tidak sadar atas perbuatanmu? Kau tidak berhak melakukan semua ini kepadaku! Kau bukan siapa-siapa. Jadi berhenti seolah-olah kau bebas mengatur ku!" pekik Chaeryeong.

Jeno terdiam. Melihat Chaeryeong yang marah, membuat Jeno mendekati Chaeryeong. Jeno berjalan dan Chaeryeong yang mundur. Hingga pinggang Chaeryeong menabrak sofa dan ia tidak bisa mundur.

Jeno mendekatkan wajahnya di hadapan Chaeryeong. Chaeryeong melotot.

"Apa yang akan kau lakukan?!"

"Menurutmu?"

Chaeryeong mendorong tubuh Jeno. Tapi sia-sia. Tenaga Jeno jauh lebih besar.

"Apa kau membenciku?" tanya Jeno.

Chaeryeong yang awalnya takut, kini menatap Jeno sinis.

"Kau masih bertanya? Kau masih bertanya apakah aku membencimu? Kau ingin tau jawabanku? Ya! Aku membencimu! Segala perbuatan yang telah kau lakukan padaku membuatku membencimu! Kau telah menodai ku! Apa aku harus diam saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa? Wanita mana yang rela jika mahkota yang selama ini dia jaga, direnggut begitu saja oleh pria sepertimu?!" pekik Chaeryeong tepat di wajah Jeno.

Air matanya mengalir. Dengan cepat Chaeryeong menghapusnya secara kasar.

"Aku ingin pulang sekarang juga. Kau ingin melarangku? Kau bukan siapa-siapa jadi berhenti mengatur ku! Dan ingat, jangan pernah menampakkan wajah sialanmu itu di hadapanku lagi!"

Chaeryeong berlari meninggalkan Jeno. Ia berlari keluar rumah. Tidak peduli jika Jeno mengejarnya dan berbuat kasar padanya. Yang jelas, Chaeryeong ingin keluar dari rumah terkutuk itu.

Jeno membiarkan Chaeryeong ke luar dari rumahnya. Ia terduduk di lantai. Kata-kata Chaeryeong menyakiti hatinya. Sebegitu bencikah Chaeryeong padanya?

"Aku hanya ingin kau mencintaiku juga. Aku tidak tahu jika perlakuanku malah menyakitimu. Maafkan aku. Aku hanya ingin kau membalas cintaku." ucap Jeno.

-----

Chaeryeong berlari tak tentu arah. Chaeryeong tak mengetahui daerah rumah Jeno. Ia terus berlari hingga...

Brukh

"Maaf. Maafkan aku. Aku- Haruto?"

"Kak Chaeryeong?"

Chaeryeong memeluk Haruto. Ia kembali menangis. Ia sangat bersyukur bertemu Haruto di sini.

"Kak?"

"Bawa aku pulang. Aku mohon, Haruto. Bawa aku pulang." racau Chaeryeong.

Haruto mengelus punggung Chaeryeong.

"Baiklah."
















































"Chaeryeong! Astaga. Adikku!"

Hyunsuk berlari memeluk Chaeryeong saat Haruto menelfon Hyunsuk bahwa ia sudah menemukan Chaeryeong.

Chaeryeong memeluk Hyunsuk erat. Ia menangis di dalam pelukan kakaknya.

"Akhirnya kamu kembali. Kakak mencemaskanmu. Kamu kemana saja? Ayah dan ibu sangat mengkhawatirkanmu." ucap Hyunsuk.

Obsession [Jeno X Chaeryeong] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang