ALMADEO SECOND LIFE
•••PERTEMUAN.
•••
"Dadah Semua!"
Tangan Deo melambai riang ke arah sekumpulan warga desa Nero.
Segeralah ia melangkahkan kakinya dan bersiap untuk lelah.
Kemarin, selama beberapa jam ia sudah mendapatkan hati semua orang dari desa itu.
Padahal kan hanya menceritakan kejadian yang menimpanya sebelum sampai kemari.
Ini ceritanya.
"Nah, aku kan lagi dihukum sama bu guru suruh hormat di tiang bendera.
Terus kan pak runcing manggil aku terus aku lari kesana terus jelasin gitu kan" Deo menggunakan kata 'Terus' secara berlebihan malah menambah kesan bego nya.
Tangan dan ekspresinya memeragakan setiap kejadian itu.
"Terus denger bel istirahat, nah aku langsung ke kantin beli susu coklat.
Pas minum tiba-tiba, Bumm! Ada kucing di atas meja. Terus kan aku bingung. Terus terus bangun-bangun udah sampe sini"
Apakah mereka percaya?
No! Big No!
Mereka mendengarkan seksama karena ingin melihat lebih lanjut ekspresi yang di keluarkan Deo selama bercerita.
Menurut mereka Deo itu lucu dan periang.
Ceritanya saja 'sangat meyakinkan' sampai-sampai yang mendengar tidak percaya.
Dan dengan pintarnya, Deo merasa ada yang membela dengan mempercayainya.
Sampai-sampai dia mau melakukan apapun yang disuruh oleh penduduk setempat.
Seperti di suruh mandi dengan sabun yang mereka buat sendiri,
ganti baju dengan baju yang mereka siapkan, dan masih banyak lagi.
Deo berjalan santai menuju Utara yang katanya terdapat pusat kota kerajaan yang sekarang ini dipijak olehnya.
"Jauh banget" Ia mengelap keringatnya sebentar.
Semangat Deo tidak akan pudar meskipun diberi hambatan berupa panasnya matahari.
"Aneh, kok jalannya halus banget ngga ada kerikil"
Ia juga masih heran dengan penemuan traktor kemarin.
Ia menerka-nerka jaman apa sekarang ini?
Deo berbelok arah karena ia ingin mencuci mukanya sebentar mumpung ia melihat sungai tak jauh disana.
Deo turun dari tebing dangkal itu dan segera menghampiri sungai yang di maksud.
Ia menatap dirinya pada pantulan air.
"Gue dimana sih? Mau pulang ... Pengen susu" Ia menghembuskan nafas pelan.
Tubuhnya yang kecil itu disandarkan di batu tak jauh dari sumber mata air.
Tiba-tiba saja air matanya menetes.
"Hiks huhu, punggung gue gatel hiks. Ga bisa di garuk Hueee ... "
Memang benar, pakaian yang di berikan penduduk desa Nero itu ada kain yang membelit area punggung ke bawah.
Sehingga jikalaupun digaruk tidak akan berasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almadeo Second Life [End]
FantasiaBL ya met --- "Duh, gue dimana?" Ia mengusap keningnya yang tiba-tiba nyut-nyutan. "Ibu ... --" Kata-katanya terhenti karena ia mengingat sesuatu. "Eh lupa, ga punya" Ia mengusap kembali keningnya dan berdiri. --- Tentang Deo dan ketololannya yan...