Bertemu Ayahnya Almadeo

5.7K 908 35
                                    

ALMADEO SECOND LIFE
•••

BERTEMU AYAHNYA ALMADEO.

•••

"Mau kemana?" Tanya Deo saat melihat Janendra berisap pergi.

"Pulang" Jawabnya acuh.

"Ikut!" Janendra melongo dibuatnya.

"Dih! Bukankah kau punya rumah sendiri"

"Gue tu ga punya rumah, gue adanya kontrakan" Ucapnya sambil memungut kain yang kemarin melilit tubuhnya.

"Gue? Kontrakan?" Tanya Janendra bingung.

Deo menepuk pelan jidatnya dan meruntuki kebodohannya.

Bisa-bisanya keceplosan.

"Maksudku, aku ngga punya rumah" Janendra menatapnya tak percaya.

" ... "

"Mana mungkin ga punya rumah, bajumu saja sudah bisa dikatakan layak" Deo tersenyum tertekan.

Ini dari mana ia harus menceritakan?

"Pokoknya ikut! Aku ngga punya rumah!" Ucapnya ngotot.

"Aku saja baru mengenalmu selama satu jam, mana bisa aku percaya padamu" Janendra bersedekap dada.

"Apa yang harus ku lakukan agar kau percaya padaku?" Deo sangat frustasi. Hanya pria di hadapannya ini yang mampu membantunya untuk saat ini.

"Cukup jawab pertanyaanku" Deo mengangguk antusias.

"Darimana kau mendapatkan rambut perak ini?" Katanya sambil mencengkram sedikit rambut Deo.

Sedari pertemuan awal, Janendra sangat tertarik dengan warna rambut Deo.

"Ngga tau, ini dari lahir. Aku aja sempet di ejek mirip kakek-kakek karena rambut ini. Berulang kali aku mengecatnya menjadi hitam tapi selalu saja pudar" Deo menghela nafas kecil.

Jujur saja saat masih di dunianya, dia tidak memiliki teman karena dijauhi oleh orang sekitarnya yang menganggap dia aneh karena memiliki rambut perak.

Menurt Deo, ia tergolong Albino.

Mau periksa ke dokter tapi tidak ada uang, jadinya ia mendiagnosa sendiri.

Ia juga berulang kali memangkas habis rambutnya yang berujung tidak sampai satu minggu rambut itu tumbuh lebih cepat dari kebanyakan orang.

Janendra terdiam sejenak mendengar penuturan Pemuda manis di depannya.

Mata jernihnya ia gunakan melihat gerak-gerik Deo sedari tadi supaya mengetahui letak kebohongannya.

Tapi nihil, Deo hanya memasang ekspresi tenang yang murung dan sedikit menjambak rambutnya sendiri.

Janendra melepaskan cekalannya dan mengangguk sekilas.

"Baiklah, kau boleh ikut" Senyum gingsul Deo terpasang apik di wajahnya.

Ia sangat senang, Janendra sang penyelamat tidak menelantarkannya.

Almadeo Second Life [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang