Paman Menyebalkan

2.6K 437 17
                                    

ALMADEO SECOND LIFE
•••

PAMAN MENYEBALKAN.

•••

"Kau kenapa?" Janendra heran kenapa sedari tadi Deo diam saja, engga crewet.

Posisi mereka berdua yang kini tengah makan di kamar tamu, tempat mereka untuk menginap satu malam.

Aneh saja, dari kemarin Deo itu tipikal membicarakan segala hal yang tidak perlu kepada Janendra, tapi sekarang malah diem-dieman.

"Ck ... His! Kamu tau paman-paman yang tubuhnya gede itu? Yang pakek jubah hitam bulu-bulu itu loh" Janendra mengetukkan dagunya sebentar.

Tak lama kemudian dia mengangguk.

"His! Dia itu tadi memukulku tanpa alasan tau, dan lihat! Perutku memerah" Atasan yang di pakai Deo ia sikap agar Janendra mengetahui betapa merah perutnya.

Janendra tersedak hebat.

"Ayah gila!"

"Padahal aku hanya memberitahunya jika dia terlihat kuat kan? Kenapa malah dipukul?"

Janendra yang sudah kembali normal menghampiri Deo yang masih memperlihatkan perutnya yang merah.

Janendra tampak tertegun.

"Dari mana dia mendapatkan tubuh sempurna ini? Bahkan perutnya membentuk kotak"

Andaikan Janendra tau, otot itu hasil nguli. Lihatlah lengan Deo yang di latih mengangkat batu bata setiap hari!

Jika mau tubuh seperti itu, nguli solusinya.

Ia mengusap pelan perut Deo yang memerah. Deo merasakan tangan dingin itu mengusap area yang benar-benar sakit.

"Sakit tau!" Janendra tersadar.

"Tahan sebentar, tidak akan lama kok" Janendra menyerngit heran saat merasakan baju Deo yang sepertinya basah.

"Kenapa bajumu basah?" Deo berpikir sejenak.

"Ah? Aku mencoba bunuh diri" Dan mendapat tatapan terkejut dari Janendra.

"Dia mengatakan itu tanpa beban?"

"Aku ingin kembali ke kontrakanku, jadi aku mencoba bunuh diri. Aku tidak mau ada disini.

Apakah kamu bisa membantuku dengan pedangmu itu? Kamu bisa memotong nadi atau leherku jika kamu mau"

Tatapan serius Deo membatalkan pertanyaan yang akan dikeluarkan Janendra.

Janendra tiba-tiba berdiri dan mencengkram erat bahu Deo. Ia memajukan badannya dan hanya terkikis jarak beberapa senti.

Pandangan mereka beradu untuk saat ini.

"Katakan kepadaku, kenapa kamu ingin sekali mati?" Deo menundukkan kepalanya.

"Aku ingin pulang, aku tidak ingin berada disini. Setidaknya mati adalah pilihan terbaik untukku. Tidak ada alasan untukku hidup lagi. Aku hanya sendirian di dunia manapun"

Almadeo Second Life [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang