5. Petunjuk

2.8K 265 24
                                    

"Luka yang paling menyakitkan berasal dari seseorang yang paling kita anggap tidak akan pernah melukai kita"

***


Kali ini Nola keluar dari rumah makan Jepang bersama dengan Milah. Disusul beberapa orang di belakang mereka. Salah satunya menutup rolling door dan menguncinya.

"Mil, malam ini gue nginep di kosan lo ya," kata Nola.

"Kosan gue kecil banget, La. Cuma sepetak. Lagian juga ini baru jam setengah sebelas malem. Lo pulang ke rumah lo aja lah. Jalanan juga masih rame. Tuh banyak karyawan bubaran mall juga."

Nola berdecak. "Males balik gue. Males ribut sama orang rumah. Lagian besok Minggu. Sekolah libur juga. Nggak pa-pa deh gue tidur di lantai."

Milah menghela napas lelah. "La, lo itu harusnya bersyukur punya keluarga yang nungguin lo di rumah. Nggak kayak gue."

"Udah deh nggak usah lebay. Gue juga nggak mau punya keluarga. Mereka yang anggap gue keluarga. Gue mah nggak," kata Nola cuek sambil terus berjalan menuju ekskalator mal.

"Hai, Nola kan namanya?"

Nola memperlambat langkahnya ketika seorang cowok tiba-tiba saja menyusul langkahnya dari belakang. Nola mengangguk pelan. Ia tidak mengenali cowok tersebut. Beruntung Milah menarik Nola untuk lebih dekat dengannya.

"Gue Krisna. Gue kerja si Nyam Nyam Sushi juga," jelas cowok itu penuh antusias.

"Dia nggak kenal lo. Udah nggak usah ganggu!" kata Milah seraya membentengi Nola dari cowok itu.

"Kenapa nggak kerja full time aja? Masih ada lowongan kok. Gue bisa ngomong sama manajer, nanti."

"Dia masih sekolah. Lagian dia juga cuma iseng aja bantu-bantu di belakang kalo resto lagi padat banget."

"Oh masih sekolah." Krisna masih berusaha mendekati Nola yang sejak tadi hanya diam saja.

"Udah ya, kita duluan. Yuk, La." Milah langsung menarik tangan Nola dan menuntunnya menuruni ekskalator dengan cepat.

"Eh tunggu dulu."

Mereka tidak menanggapi Krisna yang masih bersuara. Sesampainya di lantai dasar, Milah melepaskan tangan Nola sambil sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan Krisna tidak ikut menyusul.

"Lo nginep di kosan gue aja!" kata Milah berubah pikiran.

"Yang tadi itu—" belum sempat Nola melanjutkan kalimatnya, Milah dengan sukarela menjelaskan semuanya.

"Namanya Krisna. Dia itu Waiters di Nyam Nyam Sushi. Beberapa kali gue pergokin dia masuk dapur cuma buat ngeliatin lo. Hati-hati sama dia. Udah banyak cewek yang dia mainin. Lo jangan sampai jadi korbannya!"

Mereka keluar mal dan melanjutkan perjalanan menuju kosan Milah yang berada tidak jauh di belakang gedung mal.

"Gue juga mau ingetin lo. Jangan terlalu akrab sama karyawan resto."

"Kenapa?" tanya Nola penasaran sambil terus mengimbangi langkah-langkah Milah.

"Kerja di situ banyak penjilat. Kalo ada yang nggak suka sama kita, bisa-bisa kita dibikin nggak nyaman kerja di sana. Saling sikut, cari muka ke manajer, ada juga yang difitnah sampai akhirnya dipecat."

"Ngeri amat."

"Makanya gue nggak mau terlalu dekat sama siapa pun di sana. Cukup kerja, terima gaji, pulang!"

Dalam hati Nola sependapat. Ia juga tidak mau lagi terlalu dekat dengan siapa pun. Atau orang itu akan memanfaatkannya dan merampas satu per satu yang ia punya.

Demi KontenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang