"Our second home"
Black Eagle; rumah kedua bagi Langit dan tempat dia bersandar, berkeluh kesah. Tempat para orang-orang berbahaya, tapi memiliki ikatan keluarga yang begitu kuat.
Akibat insiden soal kekuasaan mempertemukan Langit dengan seorang gad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gudang belakang sekolah yang tidak terawat lagi dipenuhi oleh beberapa siswa/i yang lagi nongkrong. Itu merupakan tempat mereka untuk membolos, merokok, dan sebagainya.
Soalnya, gak mungkin ada yang mau ke sana. Gudang itu seram, letaknya di ujung sekolah. Paling belakang. Terpencil banget. Tapi itu merupakan tempat paling aman untuk melakukan berbagai pelanggaran di sekolah.
Seorang lelaki berambut biru tengah duduk di salah satu kursi usang yang ia ambil dari dalam gudang, jarinya mengapit sebuah rokok yang masih menyala. Lelaki itu hanya diam, menonton keributan yang ditimbulkan oleh teman-temannya.
"Lang, anjrit ini adek lo rese banget!" Keluh seorang cowok bertubuh tinggi, menatap kesal kearah cowok yang dari tadi gangguin dia terus. Kan dia lagi main game, jadinya kalah deh.
"Biarin aja sih, kayak kagak tau aja Laut gimana" sahut cowok berambut biru itu. Dia berdiri, menginjak rokoknya hingga mati. Kemudian berjalan mendekat kearah kumpulan teman-temannya yang asik main UNO, mayoritas cewek sih yang main.
"Laut, mending lo ikut yang lain main UNO sana. Jangan nge-recokin gue terus, sibuk nih" ucap Byan- cowok jangkung yang jadi bahan keusilan Laut kali ini.
Cowok itu memutar bola matanya malas, "males ah. Mending liatin lo, janji deh cuma liatin aja. Gak bakal digangguin kok" cowok bernama Laut itu mengangkat kedua jarinya, membentuk sebuah peace.
"Janji ya? Gue mau main ini, nanti kalah lagi"
"Janji!"
Suasana sekolah telah sepi, langit telah berubah jingga. Sekarang sudah menunjukkan pukul 16.35 sore. Tapi mereka memilih untuk tetap berdiam di belakang sekolah, rencananya mereka setelah ini akan pergi ke suatu tempat.
"Langit, gue dapet informasi soal pemberontakan di Distrik C. Mereka gak terima sama peraturan yang udah kita tetapkan disana, mereka ngeberontak dan nyerang markas. Untung para bodyguard bisa ngusir mereka, untuk sementara ini sih. Mungkin besok mereka bakal datang lagi" ucap seorang gadis sambil memegang sebuah tablet. Tablet tersebut transparan dan tipis, yang di desain langsung oleh salah satu teman mereka yang jago dalam bidang Teknologi.
Langit- si cowok berambut biru itu menganggukan kepalanya, mengerti.
"Suruh mereka menghadap gue langsung. Gue tunggu paling lambat besok siang, kalau nggak dateng mereka bakal tau konsekuensinya" ujar langit yang langsung diangguki oleh gadis itu. Tangannya bergerak lincah mengetik diatas tablet tipis itu.
"Langsung ke markas aja yuk, gerah banget disini" ucap Arsa- cowok berambut gondrong yang hobinya mainan cewek.
"Gas! Gue nebeng lo ya, biasa, motor gue disita" ucap Aley sambil menepuk-nepuk pundak Arsa. Cowok itu hanya bisa mengangguk pasrah, lagian kalau dia gak ngijinin pasti sepatu bakal melayang ke kepala dia.
"Laut, ayo" ajak Langit pada adik kembarnya itu. Cowok itu mengangguk, bergegas menyusul langkah Langit. Dia jalannya cepet banget.
Mereka si kembar sejenis, Langit dan Laut. Mereka memiliki sikap yang hampir mirip sih, hobinya juga sama. Yaitu sama-sama suka nyari masalah, sama-sama suka keributan. Tapi kalau Laut itu anaknya lebih tenang, dan dia masih bisa membicarakan masalah secara baik-baik.