Hari ini hari minggu, tapi mereka akan tetap berangkat ke sekolah untuk melakukan Pendalaman Materi. Males sih sebenernya, cuma mau gimana lagi? Daripada mereka nggak bisa pas ujian akhir nanti.
"Buku tulisnya jangan lupa lo bawa! Botol minum juga" peringat Langit pada kembarannya yang sedang memakai kaus kaki. Laut menepuk jidatnya, segera berlari menuju ke dapur untuk mengisi air.
Laut kalau nggak diingetin ya gitu, pasti lupa terus. Berakhir dia merengek ke Langit gara-gara barangnya ketinggalan, dan pastinya Langit yang bakal selalu jadi korban pinjamannya Laut.
Loka sedang asik selonjoran sambil menonton televisi, dia mah libur. Enak. Jadi bebas mau ngapain aja, orangtua mereka juga lagi pergi. Kalau Alqya lagi main sama Lesha di halaman depan, dia mah udah siap dari tadi.
"Ayo berangkat" ajak Laut sambil menenteng tas-nya, cowok itu mengambil sepatunya di rak. Segera menyusul Langit yang sudah siap diatas motor- bersama Alqya tentunya.
"Al, gue boleh minta tolong gak? Bilangin Loka nanti jam 08.30 suruh ke markas. Bawa Lingga sama Lesha, Hazel masih disana. Kasian sendiri" ujar Langit. Alqya mengangguk, segera turun dari motor kemudian masuk lagi kedalam rumah.
Tak lama kemudian, Alqya balik lagi keluar. "Udah aku bilangin tadi, katanya kamu disuruh telponin supir buat jemput mereka" ucapnya. Langit mengangguk, menyuruh Alqya untuk segera naik keatas motornya.
Setibanya di kelas, Langit dan Laut langsung dihadang oleh Mava yang sudah merentangkan tangannya lebar-lebar. Menahan jalan kedua cowok itu yang hendak menuju ke bangku mereka.
"Ngapa lagi nih mak lampir satu?" Tanya Laut malas. Please, dia pengen cepet-cepet duduk, terus belajar, terus habis itu pulang dan rebahan.
"Enak aja lo ngatain gue mak lampir!" Sungutnya sebal, "did you watch the news last night?"
"Gak," Langit menggelengkan kepalanya. "Kenapa emangnya?"
"Adeknya Arsa diculik" ucap Mava, berhasil membuat kedua cowok itu membelalakkan mata kaget. "WHAT?! Nasha maksud lo?" Tanya Laut sambil menggoyangkan bahu Mava, gak percaya.
Cewek itu mengangguk, "semalem kejadiannya. Makanya sekarang Arsa sama Kenzie gak masuk, kondisi Arsa sekarang juga lagi gak baik kayaknya" jelasnya.
Langit urung menaruh tasnya, cowok itu langsung berlari menuju ke parkiran. Tak lupa, memakai earpiece yang selalu ia bawa kemana-mana.
"Ken, lacak nomor hp-nya Nasha, gue mau kerumah Arsa dulu" ucap Langit melalui earpiece nya.
"Got it"
Langit langsung menaiki motornya, melaju cepat menuju kerumah sahabatnya itu. Semoga Kenzie bisa nenangin Arsa, supaya cowok itu gak ngelakuin hal-hal yang bisa ngelukain dirinya.
Yang lain pasti bakal nyusul nanti, yang penting sekarang Langit kerumahnya Arsa dulu.
Begitu tiba disana, banyak polisi dan para wartawan yang mengerumuni rumah mewah tersebut. Banyak garis polisi juga. Langit segera turun dari motornya, menerobos masuk kedalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown'
Hayran Kurgu"Our second home" Black Eagle; rumah kedua bagi Langit dan tempat dia bersandar, berkeluh kesah. Tempat para orang-orang berbahaya, tapi memiliki ikatan keluarga yang begitu kuat. Akibat insiden soal kekuasaan mempertemukan Langit dengan seorang gad...