"Our second home"
Black Eagle; rumah kedua bagi Langit dan tempat dia bersandar, berkeluh kesah. Tempat para orang-orang berbahaya, tapi memiliki ikatan keluarga yang begitu kuat.
Akibat insiden soal kekuasaan mempertemukan Langit dengan seorang gad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Helikopter yang dikendarai oleh Galang mendarat mulus di landasan helikopter Bandara Internasional Leonardo da Vinci. Yela sudah memberi kabar kepada pihak bandara bahwa helikopter Black Eagle akan segera tiba disana.
Begitu helikopter terparkir rapih, Langit bergegas melompat turun. Yang lain pasti sudah menunggu di markas.
"Kalian langsung keluar aja, disana udah ada mobil yang bakal bawa kalian ke markas" ujar Yela dari seberang sana.
"Wow, great job Yel" ucap Vely, dia dan Galang baru saja mendapat earpiece dari Laut tadi. Setelah mendapat informasi dari Yela, mereka semua bergegas menuju keluar bandara.
Java celingak-celinguk, berusaha mencari dimana mobil yang akan mengantar mereka ke markas.
"Signor¹ Langit" panggil salah seorang pria. Langit menoleh, "ci porti in sede?²"
Pria itu menganggukkan kepalanya, "giusto, seguimi³" Laut berjalan duluan mengikuti langkah pria tersebut, disusul yang lain. Mereka masuk kedalam sebuah mobil SUV hitam.
Tak butuh waktu lama, mobil tersebut melaju membelah jalanan. Cukup sepi. Karena mungkin sekarang sedang jam kantor, tidak banyak orang yang berlalu lalang.
"Kapan terakhir kali gue kesini?" Gumam Xera sambil menatap keluar jendela mobil. Arsa yang kebetulan duduk di sebelah Xera menoleh, mendengar gumaman cewek itu. "Lah mana gue tau, tapi kayaknya sekitar 2 tahun yang lalu?"
"Kok bisa tau?"
"Ya kalau gue gak kesini, lo juga gak akan mungkin kesini. Dan gue udah gak ke Roma selama 2 tahun terakhir" balas Arsa santai. Xera mendelik, mendorong jidat Arsa kebelakang. Males deh kadang tuh kalau harus kerja bareng Arsa.
Langit menekan earpiece nya, semoga tersambung ke jaringan di Markas AZ2b.
"Halo? Bang Dewa? Bang Dev? Kak Nao? Gama?" Panggil Langit. Butuh beberapa saat sampai akhirnya jaringan tersambung kesana. Yang lain juga menyalakan earpiece masing-masing.
"Halo, Langit! Gue Caca. Posisi lo dimana sekarang?"
"Otw ke markas. Lo dimana sekarang?"
"Markas," balas Caca. Terdengar suara grasak-grusuk dari seberang sana, Caca sedang sibuk sepertinya. "Gue lagi mungutin dokumen ini, berceceran dimana-mana. Sialan banget anjir! Pintu markas copot!"
"Yaudah, bentar lagi paling gue nyampe. Hati-hati, lo sama Gama kan sekarang?"
"Gak. Tuh bocah pergi ke kantor polisi, cuma gue sama Kak Jia doang disini. Sisanya ngilang gatau kemana"
Langit mengangguk, walaupun gak akan diliat juga sama Caca. Sekitar 20 menit kemudian, mereka tiba di Markas AZ2b. Azam turun duluan, segera berlari menuju ke markas yang pintunya telah copot.