Di Minggu pagi yang cerah ini, kediaman keluarga Arclan tampak sepi. Tentu saja, kan semua penghuninya masih terlelap. Tapi tidak dengan wanita cantik ini, sepeti biasa, pagi-pagi dia sudah bangun untuk menyiapkan sarapan.
Untungnya pagi ini Lesha tidak rewel, jadi Mama Starla dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Setelah selesai memasak, tugas Mama Starla selanjutnya adalah membangunkan anak-anaknya beserta sang suami.
Saat wanita itu tengah menaiki tangga, terdengar suara pintu terbuka. Mama Starla mempercepat langkahnya, ternyata anak pertamanya sudah bangun. Langit menoleh, tersenyum saat melihat mamanya, "morning, Ma" sapanya.
Mama Starla balas tersenyum, mengecup lembut kening putranya itu. "Tumben udah bangun? Kembaran kamu masih tidur?" Tanyanya.
"Laut kalau tidur kayak orang mati, Ma. Langit rencananya mau ke markas nanti, mau belajar bareng. Sama Alqya juga" ucap Langit. Mama Starla menganggukkan kepalanya, "yaudah. Sekalian bawa adek-adek kamu tuh, mereka pasti suntuk dirumah aja"
"Pagi, Tante, Langit" sapa sebuah suara. Ibu dan anak itu menoleh, mendapati Alqya yang baru saja keluar dari kamarnya dengan senyuman lebar yang menghiasi wajahnya.
Langit balas tersenyum tipis, Mama Starla mengangguk membalas sapaan Alqya. "Kalian langsung turun ya, sarapan. Mama udah siapin dibawah, mau bangunin yang lain dulu" ucapnya. Langit mengacungkan jempolnya, langsung mengajak Alqya turun kebawah untuk sarapan.
"Kita jadi ke markas?" Tanya cewek itu sambil mengambil roti bakar yang sudah disiapkan oleh Mama Starla. Langit menganggukkan kepalanya, "nanti aja sekitar jam 8-an, gue masih males" Alqya tak menjawab, memilih fokus pada makanannya.
Tak lama kemudian, terlihat Papa Liam turun dengan pakaian santainya. Ikut bergabung ke meja makan.
"Papa gak kerja?" Tanya Langit. Papa Liam menggeleng, "libur. Kasus penculikan Nasha udah selesai, orangnya udah di penjarain"
"Baru anak buahnya. Bukan ketuanya" sahut Laut yang entah kapan munculnya, membuat Papa Liam terkekeh pelan. "Dia aja kabur dari penjara, mau di gimanain lagi coba?"
"Taruh di penjara bawah tanah aja, Pa. Kan gelap tuh, terus bau, terus kalau mau kabur juga pasti susah. Biar kapok deh" Lingga juga ikut-ikutan menyahuti ucapan Papanya. Langit mendengus, "dia mana takut gelap dan semacamnya, Ga. Yang ada makin gencar dia buat nyusun rencana, kabur lagi, buat masalah lagi"
"Buang aja kalau gitu ke laut" ceplos Loka asal. Mama Starla menggelengkan kepalanya, "udah gak usah dibahas, mending kalian makan sekarang. Oh ya, kondisi Feli gimana? Mama belum sempet jengukin dia" tanya Mama Starla.
"Not good. Kayaknya Feli trauma deh, semoga gak separah itu" jawab Langit. Papa Liam yang tengah menggendong Lesha menghela nafas panjang, "harus dibawa ke psikolog gak?"
Alqya menggeleng, "kalau buat sekarang kayak nggak deh, Om. Tapi kalau emang udah parah sih ya harus dibawa ke psikolog. Mungkin waktu itu tuh Feli kaget, makanya gak mau keluar dari kamar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown'
Fanfic"Our second home" Black Eagle; rumah kedua bagi Langit dan tempat dia bersandar, berkeluh kesah. Tempat para orang-orang berbahaya, tapi memiliki ikatan keluarga yang begitu kuat. Akibat insiden soal kekuasaan mempertemukan Langit dengan seorang gad...