6. HE GOT IT

219 26 4
                                    

🏡🏡🏡

"Adek nggak mau tambah oleh-oleh apa gitu?" Tawar Bian dari sambungan video call.

Felix berguling ke sisi kasur sebelah kanan. Satu tangannya memeluk boneka kelinci besarnya untuk menyangga tangan kirinya yang memegang ponsel.

"Nggak usah mas. Udah cukup pake banget itu oleh-oleh yang dibeliin mas" tolak Felix.

"Tapi mas belum beliin adek batik loh. Besok ya mas ke Batik Danar Hadi bentar sebelum ke bandara" tawar Bian.

"Maas, nggak usah, ih! Mas istirahat dulu aja di hotel!" Paksa Felix.

Ia hanya khawatirkan kondisi fisik Bian saja yang selama 3 hari dinas luar kota ke Solo, lelaki itu luar biasa sibuknya.

"Tapi emang udah cukup oleh-oleh yang mas beliin? Mas cuma beliin Bakpia, brem, kue ganep, wedang beras kencur, sama kue orion aja loh dek?" Bian memastikan sekali lagi.

"Udah cukup mas sayaaang. Udah ya, nurut! Besok sambil nunggu waktu ke bandars mas di kamar aja. Istirahat!"

Dari seberamg layar Bian terlihat pijat pelipis kanannya. Felix juga bisa lihat wajah lelaki itu kini memucat.

"Yaudah, mas nurut" Bian akhirnya mengalah.

Kepalanya entah mengapa terasa berat sekali sejak pulang dari kantor malam kemarin. Nafasnya juga terasa memanas dan tenggorokannya terasa perih sekali. Ia pikir, ia hanya kelelahan.

"Mas udah makan malam?" Tanya Felix yang kini dilanda khawatir.

Bian paksakan senyumnya disela rasa pening luar biasa dikepala. "Sudah, dek. Tadi sebelum pulang ke hotel diajak makan di nasi liwet Bu Wongso Lemu sama orang-orang kantor Solo. Adek juga udah makan belum?"

Felix anggukan kepala, "Udah tadi bareng Ranty sama Melia"

"Dewa nggak ikut, dek? Biasanya ada Dewa juga?"

"Dewanya lagi pulang ke Palembang mas. Ada nikahan adek sepupunya. Besok baru ke Jakarta lagi"

"Ooh gitu.. kalau adek mau dinikahin kapan nih?" Goda Bian dilengkapi kekehan kecilnya.

"Yaah terserah yang ngelamar dong" balas Felix diikuti kerlingannya pada sosok dominan di layar ponselnya.

"Hahaha, maunya sekarang boleh nggak? Atau lusa? Atau minggu depan?"

"Ish! Ngajak nikah kayak ngajak ke Ragunan aja!" Protes Felix.

"Hahaha, nggak gitu adeek.. mas kan pengennya cepet-cepet halalin adek. Biar nggak takut lagi kalau si manisnya mas ada yang ngincer. Kan bahaya!" Lanjut goda Bian.

"Ih apa sih mas! Jayus banget! Hahahaha"

"Hehehe, mas kangen deh sama kamu. Pengen cepet-cepet ketemu besok terus peluk adek!" Bian tatap si manis dalam layar ponselnya.

"Iyaa besok adek peluk habis adek pulang dari Bandung"

"Loh, adek ngapain ke Bandung?" Tanya Bian yang baru dapat kabar kepergian Felix.

"Iya besok aku ke Bandung bentar mas. Mau ketemu sama penulis anyarnya Aghastya. Nggak nginep kok. Paling jam 12 udah sampai Gambir lagi" terang Felix.

"Mas jemput di Gambir ya, dek?" Tawar Bian yang sudah kepalang rindu pada si mungil.

"Nggak usah mas Biaan.. mas istirahat aja di kos. Mas udah pucet gitu wajahnya. Pasti capek banget kan disana? Besok adek bawain makan malam sekalian ya?" Tawar Felix.

ARUNIKA ● ChangLixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang