Chapter 8

8 5 0
                                    


Reno berdiri didepan Nadia, dilorong departemen HI. Sebenarnya Nadia ketar-ketir karena lelaki ini muncul tiba-tiba tanpa mengabari. Tapi Reno hanya mengansurkan sebuah map, dan Nadia menerimanya. Gadis itu membuka map tersebut, BEM-SI mengadakan acara Munas di Bandung? Lalu apa hubungannya dengan Nadia kalau seperti ini?

"Gue, lo, dan Laksa bakal ikut Munas di Bandung."

"Hah?"

"Prepare CV, nanti malem kirim ke gue. Semua akomodasi udah diatur, besok siang briefing sama tanda tangan buat pencairan dana. Baca lagi rundown sama inti acara besok, bikin prespektif sama evaluasi."

Okei, Nadia sudah pusing walaupun sebenarnya paham dengan maksud Reno barusan. Nadia menghela nafasnya.

  "Kenapa gue?"

  "Karena ketentuannya ketua, wakil ketua, sekjen."

  "Sekjen kan bukan gue aja."

  "Lo sekjen utamanya."

  "Alana aja, jangan gue."

  "Professional Nad, jangan karena ngambek ke gue lo jadi lalai dalam menjalankan tugas."

  "Oke fine, silahkan diatur." Nadia melenggang pergi, meninggalkan Reno disana. Lelaki itu menghela nafasnya, bukan tanpa alasan.

  Nadia berjalan lesuh menuju kantin, ia tiba-tiba lapar dan ingin makan soto ayam. Setelah memesan ia duduk, sembari menunggu makanannya Nadia membuka laptopnya untuk mencari CV yang sudah ia buat. Ada beberapa CV yang ia punya, dan juga untuk kebutuhan yang berbeda tentunya. Ia mengirimkan CV tersebut ke Reno melalui Line.

Nadia

CV Nadia_Munas BEM

Reno

Iya, thanks

Hanya itu chat Nadia dengan Reno karena sotonya sudah datang, lengkap dengan es jeruknya. Perpaduan mantap jiwa, gadis itu mulai menuangkan sambal dan mengaduk-aduk dengan pelan agar kuahnya tidak tumpah. Kantin sih rame, rame anak-anak pada nongkrong sambil gibah. Tapi ada yang enggak kelihatan, si Caca kemana ya? Tadi sih ketemu pas di kelas, tapi kok ini hilang ditelan bumi? Nadia menghubungi Caca, nada panggilan terus berbunyi.

"Ini orang dimana ya?"

"Apa pulang? Tapi kok gak bilang?"

"NAD! BEBEB!" Nadia tersentak mendengar suara jeritan Caca, gak jadi nyariin deh kalau ujungnya membuat malu begitu. Caca duduk dengan ekspresi yang, em Nadia tidak yakin. Lebih seperti sedang dikejar bulldog atau dikejar deadline?

"Tarik nafas woy!" Ujar Nadia, wajah Caca seperti orang susah nafas padahal oksigen gratis.

"Nad, gila ini mah!"

"Naon sih?"

"T-tadi gue lihat Nathan didepan sama Reno!" Seru gadis itu, loh terus hubungan sama Nadia apaan coba?

"Nathano maksud lo?"

"Kok lo kenal? Lo juga korban mulut internasional playboy nya?"

"Hah internasional playboy?" Nadia baru tahu kalau Nathan memiliki julukan tersebut. Ya Nadia emang gak tahu banyak tentang Nathan, cuma sekedarnya tahu kalau bapaknya Nathan itu partner kerjanya Vincent.

MemorableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang