Chapter 12

10 2 0
                                    


  "NAD!"

  "Allahuakbar!" Reno berlari menuju arahnya, lelaki itu menghampiri Nadia yang baru bangun tidur. Kayaknya mah ini kerjaan Vincent juga ngasih tahu Reno kalau ia sudah pulang.

  "Cie yang kangen gue."

  "Lo kemana aja?"

  "Ada deh." Reno mendengus, ia menyesal telah bertanya seperti tadi. Sedangkan Nadia tertawa puas melihat ekspresi wajah Reno yang cukup seperti orang kesal dan kangen bercampur.

  "Yuk!" Ajak Reno, lelaki itu memang sudah siap dengan setelah kemeja seperti hendak kuliah.

  "Kemana?"

  "Ya, kuliah 'kan?"

  "Ren tolong dong, gue enggak ada kelas hari ini. Lo gak lihat gue masih pake piyama, muka gue aja masih kayak gembel." Reno sadar, Nadia baru bangun tidur.

  "Gak usah mandi." Nadia melengos dan berjalan masuk rumah. Reno mengikuti gadis itu dan duduk diruang tamu, rumah ini sepi dan sepertinya memang tidak ada orang selain Nadia.

  Nadia keluar membawa beberapa kotak berukuran sedang dan meletakkan semua didepan Reno. "Apaan Nad?"

  "Punya mata dipake dong."

  "Ngegas."

  "Oleh-oleh dari Bali."

  "Bali? Kok lo bisa dap... LO KEMARIN KE BALI HAH?"

  Seketika Nadia langsung terkesiap mendengar suara keras Reno. Gak ada apa-apa langsung tancap gas. Nadia belum pernah dengar Reno berteriak sedemikian, jadi ya siapa yang enggak kaget.

   "Iya, gue ke Bali."

  "Ya Allah Nad. Sendirian?"

  "Iya, kenapa deh? Gue udah biasa kok kemanapun sendiri, lo gak usah lebay deh."

  Nadia gak tahu kali ya kalau Reno itu khawatir, tidak ada kabar sama sekali dari gadis itu. "Nad, lo kenapa sih?"

  "Lo yang kenapa deh kayaknya."

  "Gue khawatir tau gak?"

  "Oh, kok khawatir?" Tanya Nadia iseng.

  "Please!"

  "HAHAHA! Muka lo anying!"

  "Nad serius."

  "Iya deh iya, gue emang lagi mau me time aja. Gue butuh tenaga untuk ngurusin hidup gue yang masih banyak masalah ini." Reno mengerutkan dahi.

  "Contohnya?"

  "Lo."

  "Gue?"

  "Gue mikirin gimana caranya jauh dari lo, dan gimana gue harus bisa hidup tanpa lo." Reno diam, dia menatap mata Nadia lekat. Gadis ini benar-benar tidak bisa ditebak pikirannya. Nadia tersenyum melihat ekspresi Reno.

  "Gue bener-bener mau jauh dari lo Ren, gue gak mau menerima sebuah perasaan kasihan dari lo."

  "Maksudnya?"

  "Gue tahu lo cuma kasihan kan sama gue? Kasihan sama gue yang ngejar lo tapi gagal, makannya lo menghibur gue dengan berbagai cara biar gue gak terlalu sakit?" Reno tertawa, benar-benar tidak menyangka kalau Nadia berfikir seperti ini. Padahal Reno tulus kali ini pada Nadia.

  "Kalau lo beneran cuma kasihan, please Ren."

  "Apa gue seperti kasihan ke lo Nad?" Nadia mengangguk lalu membuka ponselnya, menunjukkan sebuah video kepada Reno. Tapi Reno terkejut, ini adalah video dimana ia dan Sadam ngobrol diperpus pusat tempo minggu setelah selesai munas. Reno sama sekali tidak tahu kalau Nadia juga ada disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MemorableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang