Jurus paling ampuh menaklukkan hati Vincent."Mas aku mau pergi agak jauh, nanti aku kasih kopi Starbucks 1 liter sama sajen yang lain."
"Oke, pulang sebelum jam 10."
Nadia bersorak senang. "Oke mas, nanti aku pesan dan anter lewat ojek kopinya kerumah."
Nadia berlari menuju kamar mengambil beberapa keperluan yang memang sudah ia siapkan. Ia memesan kopi dan makanan untuk Vincent terlebih dahulu. Ia juga memesan ojek online, karena ia tidak akan membawa kendaraan pribadi. Ia membawa satu tas kecil dan satu sling bag hitam yang selalu ia pakai. Isinya tidak jauh dari ponsel, dompet berisi uang cash yang cukup, e-money, debit card, dan kartu-kartu penting. Tas-nya berisi dua pasang baju dan jaket. Kemana Nadia hari ini?
"Berangkat ya mas."
"Hm, hati-hati."
Nadia keluar dari rumah, ojeknya sudah sampai. Jarak tempuh tujuan pertamanya sekitar 30 menit, sambil menikmati Sleman yang udaranya sangat segar sore ini. Sampai sudah Nadia ke tujuan pertamanya, Stasiun Tugu. Ia naik kereta bandara menuju Yogyakarta internasional Airport di Kulon Progo.
Konten hidupnya hari ini adalah healing ke luar kota sendirian. Sudah beberapa kali Nadia melakukan ini tapi atas ijin Vincent tentunya. Mencari jadwal kosong dari perkuliahan dan juga organisasi. Mungkin hanya akan sehari disana, pagi ini berangkat, sore sampai, malam sampai pagi ia akan jalan-jalan disana, malamnya lagi flight kembali dan paginya sudah kuliah lagi.
"Huh akhirnya liburan juga." Pemandangan luar dari dalam kereta adalah hal paling indah bagi Nadia. Ia memotret pemandangan menggunakan ponselnya.
Ini sudah ke-5 kalinya selama kuliah ia solo trip ke berbagai tempat di pulau Jawa dan Bali yang tentunya sudah menjadi wishlist yang ia buat. Dengan budget yang sudah ia susun dan uang yang sudah ia kumpulkan jauh hari. Ia sudah memesan hotel sampai kendaraan yang akan dipakai disana.
Menempuh perjalanan selama 1 jam, sampai di bandara ia menuju gate 4 dimana pesawat yang akan membawanya menuju pulau Bali. Ia menunjukkan e-tiket pada petugas check-in sebagai bukti kalau ia adalah penumpang pesawat tersebut. Ia langsung masuk ke pesawat dan mencari kursinya, dekat dengan jendela. Beberapa menit lagi pesawat akan take off dan see you soon Bali good bye Jogja.
Satu sisi, Reno sedang menunggu kabar dari Nadia. Beberapa jam lalu mereka sempat berkomunikasi, tapi Nadia pamit untuk tidur siang. Sekarang WhatsApp Nadia checklist satu, medsosnya juga sudah off sejak tadi. Jadi lelaki itu memutuskan untuk mengunjungi rumah Vincent.
Sudah selesai bersiap, Reno langsung tancap gas menuju rumah Vincent. Jalannya cukup padat karena sudah sore hari, ia mampir untuk membeli makanan sebagai oleh-oleh untuk Vincent. Sampai dirumah Vincent, ia melihat mobil Nadia masih terparkir rapi. Terlihat Larisa dan anaknya sedang membersihkan halaman rumah, walaupun sepertinya sudah bersih menurut Reno.
"Assalamualaikum mbak."
"Waalaikumsalam salam, cari siapa?"
"Em, mau cari Nadia ada gak ya mbak?"
"Nadia lagi pergi, kamu text dia aja. Kayaknya sih pergi agak jauh, suamiku dapat sogokan banyak banget."
"Kalau mas Vincent ada?"
"Mas Vincent didalam kalau mau ngobrol. Masuk aja sana, lagi main PS tuh kelihatan." Terlihat Vincent sedang duduk memegang stik PS dan sibuk dengan game-nya.
"Iya mbak, aku masuk ya. Sama ini ada makanan yang aku beli tadi."
"Bawa masuk aja, kasih ke mas Vincent kalau mau ngobrol. Kamu temen kuliahnya Nadia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorable
Tiểu Thuyết ChungNadia, cewek penuh semangat dan kebahagiaan. Yang seperti tidak pernah memiliki lelah, menyukai ketua BEM paling kece dikampusnya, yakni Reno. Yang memiliki sifat putar balik banting setir dari Nadia. Sebuah kejadian membuat mereka antara menjadi de...