9

827 153 4
                                    

Oniel menaruh helmnya di kursi teras depan, lalu masuk dan menggantung kunci motornya di dekat meja TV. Sementara Kathrina melangkah masuk ke dapur, Oniel memilih untuk kembali ke kamarnya.

"Mau kemana?" Tanya Kathrina.

Oniel menghentikan langkahnya, berbalik menghadap adiknya, "Kamar."

"Gak makan dulu?"

"Males. Nanti aja."

Oniel melanjutkan langkahnya menuju kamar. Tubuhnya langsung ia jatuhkan ke ranjang dengan posisi terlungkup. Tangannya meraih bantal di ujung ranjang dan dijadikan sandaran dagu.

Tak sampai lima menit, ia mengubah posisinya menjadi tidur terlentang menghadap ke langit langit kamar. Kemudian memejamkan matanya, membiarkan pikirannya melayang entah kemana.

Pintu kamar Oniel tiba tiba terbuka, membuat Oniel membuka matanya dan menoleh ke pintu. Kathrina berdiri disana. Oniel menaikan satu alisnya seolah bertanya ada apa.

Kathrina tidak merespon, malah melangkahkan kakinya masuk dan berbaring di samping Oniel. Dengan posisi yang sama, terlentang menghadap langit langit kamar.

"Kenapa?" Oniel mengeluarkan suaranya kali ini.

Kathrina menggeleng, "Gakpapa. Gabut aja."

"Gak jadi makan?"

"Nanti. Mama tadi lupa nyalain rice cookernya, jadi nasinya belum mateng."

Oniel mengernyit, menoleh ke adiknya, "Kok bisa?"

Kathrina ikut menoleh, "Apanya? Ya bisa lah, namanya lupa."

Tatapan Oniel kembali mengarah ke langit langit kamar. Begitu juga dengan Kathrina. Keduanya terdiam tanpa suara, selama beberapa menit setelahnya. Sibuk dengan pikiran masing masing.

"Kak," Panggil Kathrina setelah keheningan yang cukup panjang itu.

"Hmm?" Sahut Oniel.

"Tadi itu siapa?"

Pertanyaan Kathrina kembali membuat Oniel mengernyit, "Siapa?"

"Itu yang tadi pas kita beli lauk. Yang ngeliatin lo mulu di meja tengah." Jelas Kathrina, menoleh ke kakaknya, "Dia ngeliatin lo. Pas diliatin balik malah melengos,"

Oniel berpikir sejenak, berusaha memahami siapa yang Kathrina maksud. Kemudian mengangguk paham, "Oh itu. Gak tau."

"Kok gak tau tapi ngeliatin lo mulu? Lo juga sadar, masa gak kenal sama sekali sih?" Nada yang Kathrina keluarkan terdengar sewot.

"Ya mana gue tau. Gue cuma gak yakin,"

"Emang lo ngiranya siapa?"

"Kepo."

"Dih, sok rahasia banget," Kathrina memukul lengan Oniel atas jawabannya.

Oniel hanya tertawa pelan. Bohong sebenarnya jika ia bilang tidak tau. Ia tau dan sadar akan tatapan itu. Walau samar, Oniel cukup yakin siapa orang yang menatapnya tadi.

Ariel. Meski tidak hafal sepenuhnya, Oniel cukup yakin itu Ariel. Terdengar dari suaranya yang sangat Oniel kenal.




*~"~*




"Lo mau gue temenin gak siarannya?"

Ariel yang sedang melepas sabuk pengaman menoleh pada Erika, "Nemenin?"

"Iya nemenin. Maksudnya selama siaran gue tungguin gitu. Di lobby atau dimana gitu,"

Ariel mengernyit, "Lo yakin?"

HertzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang