23

744 103 9
                                    

Mira, Lulu, Olla, Flora, dan Adel berdiri di depan kelas, bersandar pada pagar pembatas balkon lantai 2. Kelima pasang mata itu memperhatikan apa yang ada di parkiran.

"Temen lo pada banyak banget alesan kalo diceng cengin. Giliran gini malah pake baju couple gitu," Kata Mira.

"Tau anjir, heran gue sama Oniel." Tambah Lulu.

Kelimanya saat ini sedang memperhatikan Oniel yang berada di parkiran, menenteng gitar di bahu kirinya. Tangan kanannya nampak fokus ke handphone sambil bibirnya beberapa kali bergumam tidak jelas. Sementara ada Ariel di sampingnya yang hanya diam.

Yang menjadi pusat perhatian adalah, karena keduanya memakai pakaian yang sama. Kemeja hitam dengan vest rajut berwarna cream. Sebenarnya ini adalah perintah Bu Melody, tapi tentu teman teman Oniel tidak tau itu.

"Dia tampil jam berapa sih?" Tanya Flora.

"Gue tanya kemarin sih dia katanya juga belum tau," Jawab Olla, "Tapi ada kemungkinan siang gak sih, dia aja berangkatnya pagi gini."

"Itu tempat lombanya dibuka buat umum kan ya?"

Olla mengetuk dagunya dengan telunjuk, berusaha mengingat, "Setau gue sih iya, karena nyatu gitu sama bazzar."

Adel menjentikkan jari, "Nah, gimana kalo kita samperin dia aja nanti? Maksud gue, kita liat dia tampil lomba gitu,"

"Itu kan masih jam pelajaran anjir,"

"Ya bolos lah."

Jawaban Adel membuat keempat temannya yang lain menoleh seketika. Terutama Mira yang sedang mendekat dan menatap Adel lekat lekat.

"Apa tadi lo bilang?"

Adel seketika gugup ditatap seperti itu. Sepertinya ia salah bicara. Ia jelas masih punya rasa takut pada Mira.

Adel menggaruk tengkuknya, "Ah, itu, Kak. Nggak kok gak jadi."

"Tadi lo bilang bolos, gimana sih?" Kata Lulu.

Mira menepuk kedua bahu Adel, mencengkramnya, "Del, lo pinter banget." Ia lalu menoleh ke arah yang lain, "Ayo bolos."

Yang lain membulatkan mata. Tidak percaya dengan Mira yang justru mendukung Adel untuk membolos. Olla sendiri menelan salivanya susah payah, yang ia bicarakan dengan Oniel kemarin benar benar akan terjadi. Padahal, niat Olla hanya bercanda.

"Gak, gak. Gue gak setuju." Kata Flora, "Kita pelajaran olahraga, gimana cara kaburnya?"

"Gampang." Jawab Mira.

"Gampang gimana anjir, jangan ngadi ngadi."

"Gue ada ide."

"Apa?" Tanya Adel, terdengar semangat untuk mendengar apa yang akan dibicarakan Mira.

Mira mencondongkan tubuhnya, memberi kode pada gadis gadis yang lebih muda darinya itu untuk ikut mendekat. Ia lalu menjelaskan rencananya satu persatu, dengan suara yang kecil agar tidak ada yang mendengar.

Adel menjentikkan jarinya, "Ide bagus!" Katanya.

"Gak!" Tolak Flora, "Gue gak mau."

Lulu menghela nafasnya, "Apaan lagi sih, Flo? Astaga, nih boncel satu."

"Gua gak mau." Flora menggeleng tegas, "Masa gue sih yang jadi umpannya? Malu anjir, Olla aja kek. Jangan gue."

"Ish, ada aja nih bocah." Olla hendak menyentil dahi Flora namun ia urungkan saat melihat tatapan tajam gadis bertubuh mungil itu.

Mira berdecak, "Badan lo paling kecil, pasti bakal lebih gampang dan cepet."

Sekali lagi Flora menggeleng, "Gak mau!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HertzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang