4B. Pakaian

230 17 0
                                    

Banyak hal janggal mengenai gadis itu. Alamat Adiba di KTP merupakan apartemen mewah di kawasan Jakarta Selatan. Ada temannya yang tinggal di sana. Namun, jika punya hunian semewah itu, buat apa dia menggelandang? Krisna bertanya mengenai hal itu, tetapi tidak digubris Adiba.

"Apa benar di Apartemen Imaginary Land ini rumahmu?"

Gadis itu tidak menjawab, malah menyeruput mie kuah hingga menimbulkan suara seruputan yang keras. Adiba mendongak meminum kuah mie itu. Krisna terhenyak, yakin bukan karena masakannya sangat enak, melainkan karena Adiba sangat kelaparan.

Adiba duduk di lantai dan makan bagai gembel. "Sssh, ahhh," desah gadis itu setelah selesai menyantap mie. Ia menghentak mangkoknya lalu mengusap celemot di sekeliling mulutnya dengan punggung tangan. Krisna meringis melihat cara makannya yang terkesan jorok itu.

"Adiba, kamu belum menjawab pertanyaanku," desak Krisna.

"Saya mengantuk. Boleh saya tidur?"

Krisna mendesah panjang. Diliriknya jam tangan sudah pukul 11 malam. "Ya, baiklah. Kau boleh tidur."

Adiba masuk ke kamarnya dan pintu tertutup rapat.

Krisna terjengkit melihat mangkok bekas yang ditinggalkan gadis itu sehingga ia buka kamar Adiba untuk menyuruhnya mencuci dulu. Namun, Adiba sudah membungkus diri dalam selimut loreng-loreng yang disediakannya, meringkuk di sudut ruangan, membuatnya berposisi seperti siput. Tanpa alas tidur.

Bagaimana mungkin seseorang yang menghuni apartemen mewah tidur meringkuk di lantai seperti itu setiap kalinya? Pikiran Krisna gamang lagi. Gadis macam apa yang telah dibawanya ke rumahnya? Adapun ia telah membawa Adiba di bawah naungannya, maka ia harus bertanggung jawab sampai akhir. Krisna tidak sampai hati mengusik gadis itu. Ia tutup kembali pintu, lalu membereskan bekas makan Adiba dan panci bekasnya merebus. Setelah ia mengamankan seluruh pintu rumahnya, Krisna pun pergi tidur.

Keesokan paginya, ia bangun tidak berharap akan menemukan Adiba masih di rumahnya. Ia cukup yakin Adiba menemukan cara membobol pintu dan kabur entah ke mana lagi. Namun, dugaannya ternyata meleset. Adiba masih ada di rumahnya, duduk di ambang pintu belakang dengan handuk ditudungkan menutupi kepalanya dan gundukan dadanya. Gadis itu sepertinya sudah mandi, akan tetapi kembali mengenakan pakaian gantinya

"Uhmm .... Pagi," sapa Krisna, hendak melewati Adiba karena ia ingin ke kamar mandi. Gadis itu tidak menyahut. Dia menoleh sekilas, lalu beringsut ke pinggir untuk memberi jalan Krisna lewat.

Ketika hendak masuk ke kamar mandi, Krisna tercenung sesaat melihat jemuran pakaian sudah berderet di halaman belakang rumahnya. Pakaian kotor yang ditumpuknya selama beberapa hari dalam keranjang rupanya sudah dicucikan Adiba, begitu juga gamis dan pasmina hitam kepunyaan Adiba. Di situ juga terlihat pakaian dalam Adiba yang tak disangka, modelnya cukup eksotis. Maksudnya, Krisna mengira dalamannya akan melar atau bulukan, ternyata cukup baru dan model pakaian dalam mahal. Pokoknya ia tahu itu pakaian dalam yang hanya dijual di toko eksklusif.

Ah, gila! batin Krisna. Ia geleng-geleng lalu masuk ke kamar mandi. Di dalam sana, ia terpana lagi mendapati dinding dan lantai kamar mandi yang bersih baru disikat dan botol-botol perkakas mandinya telah ditata ulang. Krisna jadi mangut-mangut senang. Adiba memahami fungsinya dan sepertinya gadis itu menerima tinggal bersamanya.

Ketika ia selesai mandi, Adiba selesai mengepel lantai dan sedang membasuh kain pel di tempat cuci di belakang rumah itu. Krisna semringah melihat gadis itu bekerja. Ia ke kamar mengganti jubah mandi dengan pakaian kemeja dan celana kain, dilapisi dengan jas praktik dokternya. Ia berpikir berencana ke kota setelah praktik untuk membelikan pakaian Adiba.

Pintu depan diketuk oleh seseorang. "Assalamualaikum, Pak Dokter Krisna!" Suara seorang perempuan terdengar dari luar. Krisna keluar kamar dan melihat Adiba bergegas ke belakang rumah, sepertinya tidak ingin terlihat oleh tamunya. "Wa'alaikum salam," sahut Krisna. Ia membukakan pintu depan dan berhadapan dengan seorang wanita muda yang dikenal bernama Ayu Dewi. Dia seorang janda tanpa anak yang sudah beberapa kali mengantarkan makanan untuk Krisna. "Eh, Mba Dewi, ada apa, Mba?" tanya Krisna ramah.

Impromptu Affair/MENDADAK PELAKOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang