10. Batu Petir & Satriantar

178 16 0
                                    

Chapter sebelumnya....

"Jadi, aku usulkan BoBoiBoy untuk guna kuasa dia untuk munculkan Batu ni dan berjaya tetapi jiwa Satriantar tu muncul dan diorang ni kena lawan Satriantar demi boleh dapatkan Batu Petir. Aku sorang je tak boleh ikut lawan entah apa alasan dia."

Flashback....

"Sambaran halilintar." tanah bergetar dan di sekitar mereka muncul kilatan merah yang menyambar kemana-mana, tak lama dari puncak batu tertinggi muncul siluet seseorang berwarna merah.

"Kau bijak juga ya, kalau nak juga batu ni, biar aku tengok macam mana kuasa korang budak-budak comel." Ailsa tahu siapa pemilik suara itu dan langsung membeku di tempat.

"Tak mungkin....tak mungkin itu kau. Satriantar." gumamnya dan perlahan mundur. Kabut yang menutupi sosok itu perlahan menghilang dan menampilkan bagaimana sosoknya.

Seorang wanita, jika dilihat dari suaranya, dengan rambut merah panjang yang terikat disertai baju besi dengan dominan merah serta topeng yang menutupi wajahnya, tak lupa pedang di pinggangnya.

"Oh hai A***. Lama tak jumpa, kau masih ingat aku lagi selepas beratus-ratus tahun lepas e? Eh tapi kenapa kau macam budak-budak lagi, kau....terlahir kembali e atau...." kata sosok Satriantar yang perlahan turun dari batu tertinggi.

Ailsa perlahan berjalan mundur dan kini sudah ada di belakang Maira dan BoBoiBoy, yang sudah kembali ke mode normal.

"Ma-macam mana kau boleh kat sini? Kau kan dah..." Ailsa seperti tidak percaya siapa sosok Satriantar di depannya sedangkan sosok Satriantar itu sendiri hanya tersenyum saat melihat Ailsa.

BoBoiBoy dan Maira kebingungan apa yang keduanya bahas hanya bisa diam, 'Akak/Ail macam kenal dengan sosok tu.' batin keduanya dengan wajah kebingungan.

"Entahlah, jiwa ku ada kat sini masa ni dan agaknya aku kena jadi penjaga Batu Petir." sosok Satriantar perlahan mendekat dan hanya menyisakan jarak 10 hingga 20 meter saja.

"Ta-tapi masa tu—ah bukan tu yang aku nak tanyakan. Yang boleh jadi penjaga tu hanya seorang yang dah.....lepas tu kau pula...." Ailsa masih menatap Satriantar dengan tatapan tidak percaya.

"Sayang sekali saya dah tiada di sebabkan budak tamak bernama Rettak'ka. Dia berjaya ambil kuasa petir warisan Tuan Guru Boy dan saya berakhir kat sini. Lalu agaknya, budak topi aneh tu ada kuasa petir e?" jawab Satriantar dengan entengnya dan dia menunjuk ke arah BoBoiBoy.

"Dia adik aku. Dia ialah penguasa ke-7 kuasa elemental." sosok Satriantar itu menarik sebuah senyuman dan perlahan dia menyempitkan jarak mereka dengan membawa pedang di tangan kirinya, tak lupa aliran merah dari kekuatan dia.

"Menarik. Baiklah, kau mundur, aku tak nak bertarung dengan kau tapi aku mau dengan dua budak comel tu. Kau duduk diam-diam kat tepi tu, jom tunjukkan kebolehan korang berdua." Ailsa yang masih tidak percaya itu hanya diam untuk beberapa saat hingga sosok tersebut memulai pertarungan kecil hingga tanah di sekitarnya bergetar.

Pertarungan tersebut sangat sengit dan jika hanya di lihat dengan mata orang normal, maka hanya siluet merah dan debu saja yang mereka lihat karena kecepatan mereka yang bukan main.

Bahkan Maira yang tidak memakai kekuatannya saja bisa mengikuti pertarungan tersebut walau berulang kali terlempar ke arah Ailsa karena dia tidak diperbolehkan Ailsa untuk mengeluarkan kekuatannya dengan alasan keselamatan galaksi.

"Mai, kau tak pe?" tanya Ailsa khawatir.

"Saya tak pe Ketua." Maira langsung kembali bertarung bersama BoBoiBoy yang sedang dalam mode halilintar.

Always with You BoBoiBoy | BBB fanfict (complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang