20. Pergi Bumi dan Masalah?!

111 11 0
                                    

Chapter Sebelumnya...

Amato dan Maskmana yang kebetulan lewat di depan kamar Double T pun heran karena tidak biasanya kamar tersebut terpakai. Saat melihat ke dalam, senyuman mereka mengembang.

"Diorang nampak bahagia e?" tanya Maskmana saat melihat mereka tertidur pulas setelah pulang dari Planet Mini Sirkus.

"Kau benar, aku berharap boleh nampak senyuman diorang lagi lama." balas Amato memandang kedua anaknya yang tidur di ranjang yang sama sembari berpelukan.

"Ada masanya, Amato. Akan ada masanya."

Back...

Beberapa minggu pun berlalu dan mereka mulai merasakan ada hal yang ganjal. Seperti tenang sebelum badai besar datang. Sudah hampir 4 bulan keadaan sangat tenang, bahkan terlampau tenang.

Para Laksamana kini sedang mengadakan rapat serius bahkan sampai di hadiri oleh petinggi Tapops dan Tempur-A. Beberapa kapten tim kuat juga ikut hadir termasuk BoBoiBoy dan Kaizo.

"Baik, saya rasa korang semua tahu masalah yang kita hadapi masa ni." kata Petinggi1 mengawali pertemuan.

Wajah Ailsa dari saat melihat Para Petinggi itu masuk ke dalam ruang rapat sudah masam jika tidak di peringatkan oleh Amato agar tetap menjaga kesopanan.

'Malas betul nak jumpa diorang. Kalau aku boleh pilih, aku baik kat bilik main kad uno dengan Rosa je daripada kat sini.' gerutunya dalam hati.

"Ya Tuan, sudah hampir 4 bulan keadaan benar-benar tenang." jawab Tarung dan Ailsa hanya mengulirkan mata malas.

'Dia ni tak berubah.' batin Maskmana saat melihat tingkah Ailsa yang memang tidak menyukai Para Petinggi sedari pertama bertemu.

BoBoiBoy sendiri juga sebenarnya tidak suka tetapi demi menjaga nama baik, dia mau tidak mau harus bersikap semestinya.

"Macam mana keadaan penduduk Planet Thousand? Sebagai Ratu kau kena pastikan diorang selamat bukan? Laksamana Ailsa?" kata Petinggi2 menatap tajam Ailsa yang bermain dengan pen tab.

"Semuanya selamat tiada yang cedera atau korban jiwa, tapi Planet Thousand kehilangan sumber tenaga sebabkan tiada siapapun kat sana." jawab Ailsa tanpa menghiraukan tatapan tajam dari Petinggi2.

"Sumber tenaga Planet Thousand tu apa?" tanya petinggi1 dan sebenarnya ingin dibalas kasar oleh Ailsa, tetapi dia tetap harus menjaga sikapnya.

'Sabar Ail. Bila kau dah keluar dari Tapops, boleh kau siksa tu Petinggi. Sabar.' batin Ailsa yang berusaha membuat dirinya sabar dan menjaga sikap.

'Sabar nak, kau kena sabar dengan Petinggi tu. Ayah pun rasa nak tembak diorang dengan Mechablaster.' pikir Amato saat melihat urat kesal di tangan Ailsa yang tidak ada di atas meja.

"Seluruh penghuni planet tu, lagi-lagi ras Han yang kuasa dia boleh jadi sumber tak terbatas Planet Thousand. Sekarang ni, Planet tu dalam ambang kehancuran dan sudah tidak memungkinkan untuk di huni." jawab Amato menggantikan Ailsa yang masih menahan kesal.

"Lepas tu, diorang kena pergi mana?" tanya Petinggi3 menarik sebatang cerutu dari wadahnya kemudian menyalakannya.

"Ada tiga pilihan yang sudah saya cadangkan untuk diorang, pertama ialah berkhidmat pada Tapops atau Tempur-A yang telah selamatkan diorang, kedua ialah menetap kat Planet Quabaq, dan yang ketiga ialah...diorang pindah ke Planet Bumi." balas Ailsa menunjukkan angka satu, dua dan tiga menggunakan jarinya.

"Tak kan la berbahaya Laksamana? Macam mana kalau alien jahat kesan diorang? Bumi pun akan kena dampaknya." tanya BoBoiBoy saat mendengar pilihan ketiga Ailsa.

Always with You BoBoiBoy | BBB fanfict (complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang