6. I dream of "Rumor"

75 18 99
                                    

____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________

"Dia gak malu, ya, masih masuk?"

"Biasalah. Orang kaya punya uang tapi gak punya muka."

"Orang kaya tapi kelakuan miskin."

"Ibunya katanya ngerebut suami orang?"

"Jadi dia kaya karena ibunya lonte? Ew, jijik banget."

"Eh, tapi dia ganteng banget tau."

"Heh! Percuma ganteng kalau jadi anak haram."

"Haha! Percuma ganteng tapi sahabat sendiri dibunuh. Ups!"

"Diem lo semua! Ada orangnya tuh."

"Biarin aja dia denger. Biar tau diri."

Hansa menghela napas, begitu pelan berharap tak ada yang menyadarinya. Menelusuri koridor dengan tatapan lurus bersamaan wajah tanpa ekspresi. Semua jenis kata yang terlontar dari bibir-bibir yang bahkan tak Hansa tahu siapa, menguar begitu saja menyapa rungu. Membuat dada pemuda itu berdesir tak karuan. Sungguh, telinganya panas diiringi ocehan hampir di setiap koridor dan kelas yang Hansa lewati.

Angin berdesir pelan dari arah lapangan membuat rambut Hansa menari hingga menutupi dua netranya. Seolah sama saja, setiap sudut Candala seperti mendukung setiap perkataan yang membuat dada pemuda itu terasa perit, seolah menyudutkannya. Alasan seseorang ingin tiba-tiba menghilang mungkin seperti ini. Bahkan untuk menatap tiap-tiap manusia yang tengah membicarakannya Hansa tidak berani. Padahal jika dipikir lagi, ia sama sekali tidak merasa harus memiliki rasa takut terhadap mereka.

"Apa dia gak malu ya, punya Ibu pelacur?"

"Heh! Congor lo! Tapi bener juga, sih."

"Pasti sekarang hidupnya udah enak banget, tuh! Gila! Nabrak orang sampe mati aja gak ada tanggung jawabnya."

"Disogok dong, uang Bapaknya kan banyak."

"Hai." Adriel berdiri tepat di depan Hansa secara tiba-tiba, membuat pemuda itu menghentikan langkahnya yang tanpa arah. Sama sekali tak terkejut meski Hansa hampir menabrak Adriel. Pemuda itu hanya menatap Adriel datar.

Adriel menyingkirkan poni Hansa yang menutupi dua netra pemuda itu dengan jari telunjuknya. Kemudian tersenyum manis. "Hari ini lo keliatan lebih ganteng."

FANTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang