PROLOG

1.4K 36 1
                                    

Haii bee🐝🏴‍☠️

I called you bee and u call me decin, okay😋❤️

Selamat menyelami kisah mereka kembali.

Tim pembaca baru atau lama?

-----

Di salah satu sisi jalan yang tengah sepi, kini berdiri dua kubu yang sudah siap dengan alat pukul di tangan mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di salah satu sisi jalan yang tengah sepi, kini berdiri dua kubu yang sudah siap dengan alat pukul di tangan mereka masing-masing. Sang ketua memimpin di depan bersama para inti anggota di sisinya. Kilatan amarah juga kepalan tangan mendominasi ekspresi mereka.

"Urusan lo sama gue bangsat! Balikin Tasya sama Anjani sekarang!!"

Aksa Ardana--ketua Berrior dengan jaket denim berlambang lebah di punggungnya itu mencoba menahan ledakan amarah di dadanya. Kepalanya nyaris sakit memikirkan masalah akan sumber dari kejadian malam ini.

"Gue baru tau ternyata ketua Berrior ini punya pacar sakit jiwa." hina Anton--ketua Tiger yang menjadi lawan Berrior malam ini.

"Bangsat! Jaga mulut lo sialan!!"

Tak bisa di bendung lebih lama lagi, nyatanya kepalan tangan Aksa lebih memilih bergerak dari pada harus adu bacot lebih lama.

Perpecahan antara dua kubu itu pun terjadi. Di saat seluruh remaja seusia mereka sudah terlelap dalam mimpi mereka untuk menyambut hari esok, kedua geng yang tengah berseteru itu justru berada di bawah jembatan layang bersama keringat juga darah yang mengotori tubuh.

Tak ada ampun apalagi belas kasih, hanya ada dendam dan amarah, membawa keributan hingga berakhir dengan jatuhnya korban jiwa.

Anton kini berada di bawah Aksa, bersama rasa sesak akibat cekikan Aksa juga pening di kepalanya akibat hantaman dari tangan si pemilik nama belakang Ardana itu. Julukan tentang arm of death itu memang sepertinya benar, karena nyatanya hanya dalam beberapa pukulan Anton berhasil Aksa kuasai, membawa sang lawan pada titik kelemahan dan nyaris pingsan di tempat.

"Kasih tau dimana lo sembunyiin Tasya dan Anjani, setan!" desak Aksa masih terus mencekik Anton, membawa sang lawan pada sisa kesadarannya.

"Gu-gue g-gak akan kasih tau." ucap Anton masih bisa tertawa kecil. Benar-benar memancing kesabaran Aksa yang sialnya habis detik itu juga. Tanpa berpikir panjang dia kembali menyerang Anton, memukulnya secara habis-habisan tanpa peduli ketua Tiger itu sudah memuntahkan darah.

"Cukup! Cukup Sa!" Raja--wakil Berrior datang dengan wajah yang bercucuran keringat. Kepalanya menggeleng kecil sebagai bentuk isyarat, mengingatkan sang ketua akan batas yang hampir di lewatinya.

"Argh!! Fuck!!" umpat Aksa kesal. Antara tak bisa melampiaskan kemarahannya juga tak bisa mendapatkan informasi akan keberadaan 2 gadis yang tengah dicarinya. Ya gimana mau nanya, si lawan udah pingsan di bawah kakinya.

Dan masih di tengah perkelahian juga keresahan mereka karena tak kunjung mendapatkan hasil apa pun, sirine polisi terdengar mendekat. Dengan kepanikan juga amarah yang masih belum surut Aksa memberi komando kepada anggotanya untuk segera pergi.

"BALIK SEKARANG!" teriaknya menggelegar.

Deru motor dari puluhan motor besar itu pun terdengar keras bersama kepergian mereka kembali ke markas. Meninggalkan sang lawan yang kini mungkin sudah tertangkap oleh aparat kepolisian.

Dan dari sinilah awal mula semuanya.

Kepindahan para inti Berrior karena kasus malam ini juga pertemuan mereka pada keempat queen arena balap.

Siap menyelami kisah mereka lebih jauh?

-TBC💌

Note: Secara garis besar cerita Aksara masih sama seperti versi awal, tapi yang membedakan adalah beberapa part tambahan dengan mode yang lebih fresh dan ketata aja dari sebelumnya.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang