5. MENGENAL MEREKA

198 9 2
                                    

Haii bee!!

Aksara balik lagi! Jangan lupa pencet vote dulu sebelum baca dan abaikan tanda typo yang ada, okayy‼️😋

•••

Berrior

Di mata orang-orang luar mereka adalah sekumpulan remaja nakal, suka membuat onar, sumber dari segala tawuran yang sering terjadi, dan berbagai hal-hal negatif yang selalu melekat pada mereka. Tapi lebih dari itu, kalian akan melihat hal yang berbeda jika mengenal mereka lebih dekat. Di salah satu bangunan di ujung jalan Adipati, kalian hanya menemukan sekumpulan remaja yang bisa menjadi keluarga hanya karena memiliki kegemaran yang sama, atau remaja pada umunya yang sering berantem karena kalah bermain gaplek.

Dan di bawah rumah yang cukup megah ini kalian bisa melihat mereka layaknya anak mami yang suka rebutan perhatian mami geng—itu panggilan mereka untuk mami Farel, btw. Hanya dari kacamata mana saja kalian ingin melihat mereka, sekumpulan pemuda yang memiliki slogan 'don't you dare bother us' masih sama seperti remaja lainnya, hanya saja jiwa penasaran dan bebas mereka sungguh menggebu-gebu untuk bisa di tahan.

"Yang telat masuk harus cuci piring karena bi Nis lagi gak masuk!"

"Woi anjing curang!"

"Setan woi, gue belum buka helm!"

"Gue matiin standarin motor aja belum woi!"

"Gue duluan... gue duluaann!!"

Jangan heran dengan tingkah laku mereka yang super ajaib ini, karena semua ini hanya tentang waktu agar kalian bisa mengenal mereka lebih dekat. Tawa, teriakan, ejekan, dan umpatan berhasil memecah sepi di garasi, padahal kalau di lihat hanya ada mereka berenam tetapi riuhnya sudah mengalahkan lomba Agustus-an, terlebih jarak garasi dan pintu masuk belakang tak sejauh itu, tapi sudah seperti lari marathon 1000 meter.

"Gue dulu woi!! Gue udah nyuci piring terakhir kali!" Rendi berteriak heboh.

"Tinggalin aja tinggalin!" teriak Putra tertawa heboh.

"Yess! Juara satu!" Farel berteriak kesenangan—gimana ya, soalnya si doi ngasih tantangan tapi dia duluan yang lari. Kemudian di susul Aksa, Raja, Putra, Delvin, dan terakhir Rendi.

"Gak fair lah! Masa lo lari duluan!" protes Rendi tak terima, tidak peduli nafasnya sudah ngos-ngosan, yang penting dia gak mau cuci piring lagi.

"Dih! Kalau kalah mah kalah aja," seloroh Farel menaikkan alisnya angkuh, soalnya baru kali ini dia dapat juara satu lomba lari dengan mereka, karena biasa nya pasti juara 3 atau 4.

"Makanya punya kaki jangan pendek," ejek Putra mulai ber-tos ria dengan Farel, memang dua combo yang bisa membuat mental Rendi jatuh ya hanya mereka ini, karena kalau yang lain biasnaya mental dan tensi darah mereka yang suka di permainkan Rendi. Jadi jangan heran kalau Rendi selalu menelan bulat-bulat kekesalannya jika sudah berhadapan dengan keduanya.

"Gue tetap gak terima, kita harus lomba ulang, bener gak Sa?" sedangkan yang di tanyain sudah melenggang masuk di ikuti yang lain, "Aksa!" okay, sabar Rendi, ini bukan kali pertama lo berteman sama titisan iblis seperti mereka, dan bukan kali pertama juga lo di abikan seperti ini.

"Belum aja gue aduin kelakuan lo pada sama Tuhan!" teriak Rendi menggebu-gebu. Ya walaupun begitu dia tetap ikut masuk ke dalam, kan gak mungkin ngambek terus pulang. Rendi gak se-baperan itu, tenang aja.

"Mami geeengg.."

"Kenapa teriak-teriak kayak gitu, hah? Mau di sangka rumah mami nyulik orang?" Reina—mami geng—sudah menyambut Rendi dengan berkacak pinggang di sisi kitchen island, sedangkan kelima sahabatnya yang lain sudah asik nangkirng sambil menikmati segelas jus jeruk dan cookies.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang