6. INSIDEN

184 12 5
                                    

Haii haii bee👀‼️

Aksara update lagii! Jangan lupa pencet votenya dulu sebelum baca😋😍 anw, tandai typo yang ada and happy reading (as always)🌷💐

•••

Jam nyaris berganti ke pukul 12 malam saat beberapa remaja dengan tampilan urakan yang berhasil menarik perhatian itu berlarian di sepanjang lorong rumah sakit. Setelah beberapa kali bertanya pada suster yang lewat akhirnya mereka sampai juga di ruang tindakan yang ada di UGD.

"Clara!"

"Lo gak papa kan?"

Pertanyaan yang cukup heboh itu jelas bukan hanya mengundang tatap dari sang pemilik nama, bahkan dokter dan suster yang ada di luar ruangan pun ikut tertarik.

"Bisa diem gak?" desis Clara merasa canggung. Teman-temannya ini memang paling juara dalam menarik perhatian.

"Ya lagian lo kenapa bisa sampe kecelakaan gini sih?!" omel Davina. Matanya secara nyata meneliti tubuh Clara yang sedang duduk di atas brankar, melihat dagu gadis itu yang tertutup kasa, kakinya pun mengalami nasib yang sama, dan telapak tangan yang sudah di olesi salep. Sungguh miris.

"Gak usah di bahas," dengkus Clara.

Dengan sigap dirinya turun dari atas brankar dengan bantuan Mika, sahabatnya itu meringis kecil kala melihat bagaimana dirinya meringis kecil begitu kedua kakinya sudah menapak sempurna di atas lantai.

"Pulang bareng Christian aja, dia bawa mobil," ucap Davina.

"Naik kursi roda aja sini, Ra," panggil salah satu anak Permata, yang mana kursi roda itu sudah akan di dorong ke arahnya.

"Ck! Gue gak lumpuh ya, cuma luka dikit aja," tolak Clara merotasikan matanya kesal. Oh c'mon, dirinya masih sanggup berjalan, dia sama sekali tak membutuhkan kursi roda.

"Bisa gak jangan sok kuat terus," dengkus Mika di sampingnya. Ingin rasanya si pemilik iris coklat itu mendorong Clara kuat-kuat, kesel aja dianya sama sahabatnya yang satu ini.

Sedangkan Clara di tempatnya hanya memilih diam sambil terus melangkah keluar UGD. Menuju mobil Christian yang ternyata sudah terparkir pas di depan pintu masuk. Jangan salah, sahabat-sahabatnya ini memang se-lebay itu.

Mundur pada kejadian 1 jam yang lalu, saat Clara sudah berlalu dari rumah besarnya, bergabung bersama pengguna jalan yang lain. Awalnya semua baik-baik saja, Clara bahkan tak melanggar lalu lintas seperti biasanya, dia berlaku baik sebagai pengguna jalan-kecuali bermain ugal-ugalan, hal itu sama sekali tak bisa di tahannya. Hingga saat dirinya berhenti di salah satu lampu merah dan bersiap memacu gas begitu warna merah tadi berganti hijau, sialnya gerombolan motor dari sebelah kiri yang dengan seenak jidatnya menyerobot jalan dengan berbelok kiri tanpa memperhatikan lalu lintas membuat Clara harus menarik rem motornya kuat-kuat.

Kecelakaan itu jelas tak bisa di hindarinya, terlebih saat Clara malah mengorbankan dirinya dengan membanting setir motornya hingga berakhir dengan kecelakaan tunggal. Sedangkan penyebab dari masalah Clara? Jelas mereka tak menyadari hal itu, atau bahkan bersikap tak peduli.

Sialan memang! Tau begini Clara akan dengan senang hati menabrak gerombolan motor tadi hingga mereka bernasib sama seperti dirinya.

"Tian, tau Berrior?"

Pertanyaan Clara berhasil menarik atensi dari seluruh orang-orang yang ada di mobil itu, menatapnya seakan Clara adalah manusia paling ketinggalan zaman di dunia ini.

"Itu geng motor udah masuk generasi ke 11 dan lo baru tau?!" pekik Naura, yang mana terdengar sangat heboh di telinga Clara.

"Biasa aja," desis Clara cukup sinis. Gila aja, telinganya bahkan sampai berdengung karena suara melengking Naura. "Gak usah hiperbola,"

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang