ANDROMEDA : Part 58

4.7K 467 50
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

Sudah lama sejak ia merencanakan apa yang ingin ia balaskan. Maka, apa yang sudah direncanakan harus direalisasikan.

Dengan mata yang berkilat tajam, Meda menatap sinis ke arah dimana keluarga Perkasa sedang makan bersama dengan tenang. Tidak ada keharmonisan di antara mereka, karena di benak mereka hanya dipenuhi ambisi.

Sayangnya sebelum mereka makan, lebih dulu Meda campurkan sesuatu ke makanan mereka.

Ia tidak sejahat mereka yang menghancurkan Debrowska dnegan kejam, tapi ia akan memperlihatkan kepada mereka apa itu kejam yang sesungguhnya.

Hening

Mereka semua tergeletak dan terkulai meskipun tidak sepenuhnya menutup mata. Ya, efek dari bius yang Meda berikan hanyalah melumpuhkan, sehingga mereka yang mengonsumsinya akan merasakan lemas tak berdaya hingga tidak sanggup menggerakkan persendian manapun.

Meda mendekati mereka dan menyeringai.

"Hai Budhe!!"

"Setelah sekian lama akhirnya kita bertemu juga, seneng deh bisa reunian gini." Ujarnya ceria.

Kemudian ia melangkah menuju Lelaki paruh baya yang juga memiliki andil besar dalam menghancurkan hidupnya, dalang yang mencelakai Orang tuanya.

"Pakdhe, untuk se-ukuran pria tua yang bau tanah seharusnya Pakdhe udah tobat gak sih? Tapi kenapa Pakdhe lebih suka menimbun dosa?" Jemari lentiknya menelusuri pelipis hingga dagu pria itu dan mendongakkan wajah keriput yang seharusnya seumuran kakeknya ini.

Ya, kepala keluarga Perkasa ini seharusnya menjadi ayah untuk Arsita.

Tapi Arsita, wanita penuh ambisi ingin menguasai Debrowska itu tutup mata. Meskipun tua, asalkan mau memuluskan jalannya untuk mendapatkan impiannya, ia rela. Bodoh

"Neraka emang cocok sih buat Pakdhe."

Gadis itu memberi kode untuk membawa mereka satu persatu.

Biarkan para korban tetap tersadar, itu memang tujuannya. Agar mereka tau, seberapa kejam Andromeda, gadis yang disetir oleh mereka, yang mereka hancurkan hidupnya, bahkan sejak masih bayi.

Mata Meda melirik ke arah Ricaella, anak kedua Arsita, yang sibuk meneteskan air mata. Jangan lupa bahwa gadis itu adalah sosok iblis bertopeng polos. Ia memanfaatkan wajah polosnya untuk mendapatkan simpati.

"Ricaella adik manis, sepertinya air mata buayamu sekarang tidak berguna, sayang."

Jika kalian bertanya bagaimana dengan Rian? Maka jawabannya, cowok itu sedang memelototkan matanya seakan tatapannya bisa membunuh. Mau menyerang pun tak bisa karena seluruh tubuhnya lumpuh.

Arsita bahkan Jaka kedua orang itu berkomat-kamit seakan menyumpah-serapahi gadis yang seharusnya sudah dari dulu mereka lenyapkan.

Melihat pemandangan yang luar biasa menyenangkan itu Meda tertawa bahagia.

ANDROMEDA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang