Bagaimana bisa??
Dia seharusnya sudah mati
Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati.
Lalu kenapa ia kembali?
Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_____
"Kalian nyiapin ini semua buat gue?"
Kali ini Meda tidak berbohong, ia benar-benar syok dengan apa yang mereka persiapkan untuknya.
Mini party yang Meda idam-idamkan.
Ada keluarganya, teman-temannya, Ares, begitupun Eros.
"Happy sweet seventen, sayang!!" Cassiopeia menyambutnya dengan pelukan. Wanita yang sudah merawatnya sejak bayi itu menciumnya diberbagai tempat.
"Ma, I Love you so much. Thank you for all. Aaaa.. Meda gak bisa ngomong!!" Pecah sudah tangis haru yang gadis itu tahan.
Ares ikut merangsek kedalam pelukan, diikuti Eros, dan Effendi.
"Berpelukannn!!" Pekik Eros bernada.
_______
"Jadi apa yang pengen lo bicarain?"
Meda duduk berdua dengan sosok yang membisikinya tadi.
Sosok itu menatap lurus kedepan. Kearah bintang-bintang yang saling berkelipan. Berat rasanya untuk menyampaikan apa yang ia tau.
"Da, gue tau lo pasti gak percaya. Tapi, apa yang gue omongin ini kebenaran. Jadi, please.. dengerin sampe akhir."
Meda memberikan perhatiannya penuh kepada sosok itu.
"Gue, Irgi Pratama Gunawan. Gue adalah manusia penyakitan yang lahir diantara keluarga sempurna. Gue punya kelainan jantung bawaan, yang membuat gue harus hidup bersama kateter. Pas masih anak-anak jantung gue membaik, jantung gue bisa memompa dengan normal dan bekerja dengan baik. Tapi, semakin kesini ternyata jantung gue rusak lagi. Gue udah biasa diabaikan karena penyakit gue, dan karena biaya pengobatan gue yang mahal. Gue dianggap beban."
Irgi tersenyum pedih.
Banyak yang ingin ditanyakan Meda, tapi tidak sopan rasanya memotong pembicaraan orang yang butuh didengarkan.
"Di kesendirian, gue menulis cerita. Berharap dengan menulis, kesepian gue terobati. Lo tau, apa yang gue tulis?"
Irgi menoleh kearahnya dengan mata berlinang. Astaga, hati gadis itu serasa diremas rasanya melihat seorang cowok menangis dihadapannya. Ia merasa sangat bersalah.
"Hidup lo."
"Gue yang nulis kisah lo, gue yang buat lo menderita dari awal kehidupan hingga akhir. Gue yang buat karakter Rian dan keluarganya yang kejam, gue juga yang buat Gentala yang lo cintai bermuka dua."
Meda tersentak.
Bagaimana bisa?
Hidupnya ditulis oleh seorang penulis? Berarti dia hanya karakter fiksi? Tapi kenapa ia bisa hidup? Kenapa pula Irgi bisa berada ditempat yang sama dengannya?