Bagaimana bisa??
Dia seharusnya sudah mati
Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati.
Lalu kenapa ia kembali?
Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
________
Kehancuran Perkasa memang sesuatu yang ia inginkan, tapi apa dnegan balas dendam hatinya akan tenang?
Lagipula, hidup berselimutkan dendam begitu menyiksa. Tapi memaafkan mereka tanpa balasan juga tidak memungkinkan.
Maka pilihan yang ia pilih adalah membalasnya.
Dengan membawa tongkat bergerigi Meda berjalan menuju Budhe dan Pakdhenya menunggu. Hah, sudah seharusnya mereka menunggu giliran untuk menjalani akibat dari perbuatan mereka bukan?
Sejujurnya Meda tidak ingin melibatkan Ricaella, tapi sepertinya gadis kecil itu akan terus merugikan orang lain jika tidak diberi pelajaran. Sudah banyak korban Ricaella, dan ia berharap gadis kecil itu banyak belajar dan berubah. Jadi ia akan memberi kesempatan hidup untuk gadis itu, tapii.. memutus pita suaranya seharusnya tidak berlebihan, kan?
Gadis itu mencekok kan racun kepada wanita paruh baya yang sudah membunuh orang tuanya itu.
"Budhe, jujur saja. Rasa sakit yang aku rasakan gak akan sembuh hanya dengan melihat kematianmu. Tapi, aku masih punya hati untuk tidak menyiksa orang yang sudah tua."
Gadis itu menyapukan tongkat bergerigi yang ia bawa ke pipi hingga dagu Arsita, lalu membuat wanita itu mengangkat kepalanya untuk bertatapan tepat dengannya.
"Hidup tanpa Ayah dan Ibu, Budhe pikir itu menyenangkan?"
"Gimana kalo aku buat Ricaella merasakan yang sama?"
"Dia baru 13 tahun, kan?"
Mata Arsita bergetar bergerak kesana kemari.
Meskipun tidak pernah memperlakukan putra-putrinya dengan baik, tapi ia adalah seorang ibu yang melahirkan mereka.
Apa yang akan terjadi jika mereka hidup tanpa arahan darinya? Kemana mereka akan melanjutkan hidup jika pada akhirnya harus kehilangan arah?
"Dibawah asuhanmu saja dia menjadi gadis manipulatif, bagaimana jika tanpamu? Apa yang akan jadi pijakannya?"
Efek racun yang diminumkan Meda mulai aktif, tubuh lumpuh wanita paruh baya itu tiba-tiba kejang dan membuat Arsita meracau aneh.
Meda memandang tubuh kejang itu datar, tanpa ekspresi apapun.
Otaknya blank, setelah melakukan ini.. Apakah orang tuanya akan marah?
Daddy, Mommy, maaf.. Meda berbuat kejam kali ini. Tapi Meda janji hanya kali ini!! Hanya untuk membalaskan rasa sakit, dan ketidakadilan yang terjadi selama ini. Semoga Daddy, dan Mommy mau memaafkan Meda karena melakukan apa yang Kakek lakukan. Hidup dalam hati yang gelap.
Hampir satu jam tubuh wanita iblis itu kejang hingga menimbulkan beberapa memar karena terantuk ke tembok dan lantai begitu keras.