Bagaimana bisa??
Dia seharusnya sudah mati
Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati.
Lalu kenapa ia kembali?
Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
______
"Andromeda!!"
Meda yang berjalan menuju kelasnya sontak berhenti mendengar namanya dipanggil.
Begitu ia berbalik, sosok yang membuatnya mati dimasa lalu berdiri menjulang dihadapannya. Genta memang lebih tinggi darinya. Sangat jauh.
"Kita perlu bicara."
"Apa kita saling mengenal?"
Benarkan? Mereka saat ini tidak saling mengenal, jadi untuk apa Genta sok kenal sok dekat seperti ini?
"Persetan kalo gak saling kenal, yang penting kita perlu bicara."
Meda mempertimbangkannya, ia melirik Genta dengan tatapan menelisik. Matanya seperti mengscan pria itu.
Dan lihat, kenapa pria itu sibuk menoleh ke kanan-kiri seakan memastikan tidak ada yang melihat mereka?
Kenapa Genta semencurigakan ini?
"Kalo gitu, bicara disini."
"No, kita butuh tempat privasi."
"Disini atau tidak sama sekali."
Cowok itu menggeram kesal. Pembicaraan ini lebih dari sekedar penting, dan cukup rahasia. Tapi, Meda malah mempersulitnya.
Tak ada pilihan lain.
Cowok itu menyeret Meda dengan paksa menuju rooftop. Mereka harus cepat sebelum bel masuk berbunyi.
"Lepas."
"Genta, lepasin."
"Bangsat!!"
"Lepas bego."
Setelah memastikan tidak ada orang dan menutup pintu akses ke rooftop, Genta menarik Meda menjauhi pintu. Jaga-jaga jika ada yang menguping pembicaraan dari balik pintu.
"Ssst.. gue gak bakal nyakitin lo."
Meda menatap pria itu kesal.
"Tapi nyatanya lo udah ngelakuin itu." Meda menunjukkan lengannya yang memerah dari balik Hoodiemya.
Cowok itu sedikit merasa bersalah karena sudah menyakiti gadis itu. "Sorry."
Lupakan soal itu.
"Jadi kenapa lo maksa gue kesini?"
Hening sejenak, cowok itu seperti menimbang sesuatu. Meda menunggu hingga cowok itu kembali membuka suara.
"Gue gak tau ini beneran apa nggak, tapi.. gue tiba-tiba masuk ke raga ini. Karna gue liat kayaknya lo sama kayak gue, makanya gue narik lo kesini. Lo juga bukan darisini, kan?"
Meda mencari kebohongan atau karangan yang mungkin pria itu katakan. Tapi nyatanya, pria itu jujur. Dari tatapannya, Genta seperti orang yang kebingungan dan sedang mencari jalan pulang.