ANDROMEDA : Part 62

6.7K 486 11
                                        

__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

"Loh, gak disini?"

"Kalian kalo mau ngobrol, ngobrol aja dulu. Kita tungguin disini kok." Timpal Gina melihat bagaimana komunikasi keduanya.

Tangan Meda ditarik dan dituntun menuju ke tempat yang lumayan jauh dari tempat mereka tadi.

"Apa yang mau lo omongin?" Cetus Meda.

"Sorry, gue gak tau kalo tiba-tiba kita bakalan ketemu."

Meda mendengus. "Yaaa, gimana lagi. Ini juga bukan karena kesengajaan."

Pria itu memastikan tidak ada orang yang mendengar, ataupun menguping pembicaraan mereka.

"Da, lo bisa sandiwara lebih lama lagi? Lo tau sendiri, nyokap gue hidupnya gak lama lagi. Gue gak mau Mama kenapa-napa." Pinta pria itu.

"Tapi dengan sandiwara yang lo buat ini, sama aja lo ngasih harapan yang sama sekali gak pernah tercapai. Lo sadar gak sih?" Meda sebenarnya sudah lama menahan uneg-unegnya, tapi dia sadar kehilangan orang berharga itu menyakitkan. Maka dari itu ia menyetujui untuk bersandiwara saat itu.

"Gue gak tau harus gimana lagi, Da. Mama udah gak punya sandaran lagi selain gue, kalo dia tau gue bohongin dia.." pria itu menjeda kalimatnya.

"... Gue gak bisa bayangin kalo itu terjadi." Sambungnya.

Meda lelah sebenarnya.

Pasalnya, bukan pada keluarga pria itu saja mereka bersandiwara. Tapi pada seluruh Indonesia. Yang dunia tau, mereka adalah pasangan serasi yang pantang diterpa badai. Tapi nyatanya, mereka adalah dua orang asing yang saling bersandiwara.

Ia pernah kehilangan orang yang paling berharga untuknya, dengan penyakit yang sama. Bukan, bukan penyakit jantung bawaan yang diderita Gina, tapi jantung koroner. Dimana kalau ada satu saja masalah yang mungkin sepele, bisa memicu detak jantungnya tak beraturan, atau gagal jantung. Hal itu dikarenakan serangan jantung sewaktu kehilangan suaminya.

"Lo tau gue bukan orang yang kayak gitu."

Pria itu memohon sekali lagi, Mamanya sudah dua kali serangan jantung dan itu menyebabkan jantungnya melemah, ia tidak ingin ada hal baru yang menyebabkan hal yang tidak diinginkan.

"Gue tau, tapi cuma lo bisa. Kita udah jalan lama, dan gak mungkin kalo tiba-tiba berakhir gitu aja."

Pria itu tau, itu adalah pilihan yang sulit untuk Meda. Mereka sama-sama terbiasa dengan sandiwara. Ia yang aktor memang sudah keharusan untuk bersandiwara, tapi meda sedari kecil sudah ahli bersandiwara bahkan mengelabuhi dunia.

Gadis itu menghembuskan nafasnya berat.

Kepalanya kacau.

"Oke, sampe nyokap lo baik-baik aja. Kita berhenti disana!!" Putusnya.

ANDROMEDA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang