14

180 31 6
                                    

Al memasuki kediamnnya dengan senyum mengembang dibibir. Pemuda itu begitu bahagia hari ini karena bisa mengantar Yuki pulang. Walau dengan sedikit paksaan.

"Kamu sudah pulang Al? Kenapa senyum-senyum sendiri?" Oma datang dari ruang tengah, menghampiri cucunya yang baru saja tiba.

"Iya Oma, Oma mau kemana?" dibanding menjawab pertanyaan Omanya Al lebih memilih bertanya.

"Oma mau ke butik dulu ambil pesanan, kamu hari ini nggak kemana-mana kan?" gelengan kepala Al sebagai jawaban. Oma mengguk puas.

"Bagus, malam ini kita akan makan malam di luar, kamu harus siap-siap jangan sampai terlambat."

"Tumben Oma."

"Sekalian Papa kamu mau ngenalin calon istrinya ke Oma, kamu juga belum sempat kenalan kan?"

Mendadak mood cowok itu rusak hanya karena mendengar ayahnya akan mengenalkan calon istrinya. Yang artinya Al akan bertemu lagi dengan wanita yang sudah mengetahui jika dirinya bukan anak kandung dari Panji.

"Oma Al boleh tidak ikut saja? "

"Tidak, kamu harus ikut, lagi pula nanti dia akan menjadi Mama tiri kamu."

Mama tiri ya? Apa benar begitu? Dia saja bukan anak kandung Papanya. Bukankah lebih cocok, dirinya menjadi anak angkat mereka berdua nanti?

"Sudahlah Al, Oma mau ke butik dulu sudah telat. Ingat jam 7 malam kamu sudah harus siap, kita berangkat ke restoran bersama," jika sudah begini Al tidak bisa lagi membantah.

Pemuda itu berjalan menuju kamarnya dengan lesu. Merebahkan tubuhnya ke ranjang dengan tatapam mata lurus ke langit-langit kamar. Al memejamkan matanya sejenak. Seketika dia berteriak memukul ranjang yang dia tiduri.

"Arggghhh" Al membalik tubuhnya, meneggelamkan wajahnya di cerukan bantal.

Tubuhnya bergetar pelan, ada sesak yang sedang coba disingkirkan. Topeng yang selama ini dia kenakan di luar sudah terlepas sejak dirinya menenggelamkan wajah ke bantal.

🎡🎡🎡

Malam ini Al sudah rapi dengan tuxedo hitam dengan kaos putih didalamnya. Tidak ada senyum yang dia tampilkan hanya wajah datar tanpa ekspresi.

"Jadi kamu yang namanya Sarah?" Oma lebih dulu membuka obrolan, setelah 5 menit hening.

"Iya tante, nama...."

"Tante? Saya sudah cukup tua untuk dipanggil tante, panggil Mama juga tidak apa-apa, lagi pula sebentar lagi kamu akan menikah dengan Panji," potong Oma.

"Sudah berapa lama kalian behubungan?" jawaban dari pertanyaan itu dinantikan oleh Al, pemuda itu bahkan menatap Ayahnya dalam.

"Sudah hampir 2 tahun, Ma," Panji menjawab dengan wajah tenang, tidak ada kegugupan dalam dirinya berbeda dengan Sarah yang sejak tadi meremas tangannya sendiri.

Obrolan terhenti ketika waiters menyajika pesanan mereka, setelah pergi Oma kembali memandang Sarah.

"Berapa usia kamu? Kamu masih terlihat muda, apa kamu sudah pernah menikah sebelumnya?" cukup terkejut dengan pertanyaan itu, namun Sarah tetap menjawabnya.

"27 tahun Ma, dan saya belum pernah menikah sebelumnya."

"Masih gadis, usia kalian bahkan terpaut jauh. Kamu yakin ingin menikah dengan Panji yang sudah memiliki anak? " Sarah menatap Al sejenak, lalu beralih menatap Oma.

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang