"Sial, kenapa polisi bisa tahu. " kakinya terus berlari sekencang mungkin, menghindari kejaran para polisi.
Cowok itu berhenti. Lelah, ia sudah berlari jauh dan mungkin para polisi tidak bisa lagi mengejarnya.
Sialnya motornya ia tinggal di arena balapan. Karena niatnya tadi dia hanya ingin menonton tanpa ikut balap. Menyaksikan geng motornya balapan dijalan raya. Dan sekarang dia yakin motornya pasti sudah diangkut sama polisi.
Double Sial, sia-sia dia lari jauh mengindari polisi jika pada akhirnya dia juga yang akan menyerahkan diri untuk mengambil kembali motornya. Itu motor kesayangannya, ada banyak cerita yang terjadi di motor itu. Cowok itu tidak akan membiarkan siapapun mengambil motor kesayangannya.
Dia harus mencari tahu siapa yang melaporkan balapan liar yang akan mereka lakukan pada polisi.
"Kalau lo masih mau pergi malam ini, gue bakal lapor ke polisi. Biar kalian semua ditangkap. "
Cowok itu sekarang tahu siapa dalang dibalik ini semua.
Dengan kaki yang kembali melangkah mencari tempat istirahat laki-laki itu mengeluarkan ponselnya berniat menghubungi seseorang yang menjadi dalang dari ini semua.
"hallo, Kenapa lagi? Lo di kantor polisi lagi? Gue kan udah bilang ratusan kali sama lo Gio, jangan lagi ikutan balapan liar. Gue takut lo kenapa-napa. Lo tahu kan resikonya kalau lo jatuh di tengah jalan? Bukan cuma gue yang sedih tapi nyokap lo juga. " seseorang disebrang sana mengomelinya dengan nada tinggi membuat laki-laki itu sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Jadi bener lo yang udah lapor ke polisi? " tanyanya kesal. Ini sudah kesekian kalinya gadis itu ikut campur. Biasanya kalaupun ia tertangkap setidaknya dia tahu motornya aman.
"Iya kenapa? Lo nggak suka mau marah sama gue? Silakan, gue nggak peduli. "
"Lo tahu, gara-gara lo motor kesayangan gue dibawa sama polisi? " teriaknya kesal.
"Jadi lo nggak ketangkap lagi? Kok bisa? Padahal malam ini gue berdoa sama Tuhan supaya lo ditangkap polisi dan gue nggak mau lagi bantuin lo buat ngomong ke tante Tiara supaya ngebebasin lo dari sana. " Cowok itu menganga lebar. Tidak percaya pada apa yang gadis itu katakan.
"Zee, gue nggak mau tahu pokoknya lo harus bisa bawa motor gue balik. Kalau nggak... "
"Kalau nggak apa? Kita musuhan? Gue nggak peduli, udah sering gue bilang ke elo buat berhenti ikut balapan liar tapi lo nggak pernah mau dengarin gue. Setidaknya dengan nggak adanya motor lo itu, lo nggak bisa lagi ikut balapan liar. "
"Lo tahu kan seberapa pentingnya itu motor buat gue? " bentaknya marah.
"Gue tahu, tapi gue nggak perduli. Karena yang gue takutkan itu kehilangan lo Gi, bukan motor lo. Lo tahu pasti perasaan gue, dan gue harap lo juga mau mengerti ketakukan gue. " cowok itu diam. Ya dia tahu betul perasaan gadis itu. Perasaan yang membuatnya merasa tidak pantas. Gadis itu terlalu baik untuk dirinya yang brengsek luar biasa.
Hingga panggilan terputus sepihak pun cowok itu masih diam.
"kayaknya gue harus datang sendiri ke kantor polisi. " ya, itu adalah satu-satunya jalan jika dia ingin motornya kembali.
Gio melangkah tidak tentu arah, dia tahu dia harus pulang tapi jika tidak dengan motor kesayangannya ibunya akan curiga. Mata cowok itu menyimpit melihat seseorang berdiri dipembatas jembatan.
"Gila itu orang dia pikir dia doang yang punya masalah. " Gio tidak ingin ikut campur, namun tanpa sadar kakinya justru semakin mendekati jembatan. Dan matanya langsung membola melihat seorang gadis yang berdiri disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You
RomanceAl dan Yuki. Dua orang yang berbeda. Bukan saudara bukan pula teman. Pertemuan pertama mereka yang tak di sengaja karena Al yang mendengar perdebatan Yuki dengan mantan sahabatnya. Mereka mulai akrab, bahkan saling menyimpan perasaan. Tanpa mereka s...