6.

804 124 5
                                    

Sudah hampir masuk jam pelajaran namun bangku disebelah Yuki masih kosong. Yuki membuang napasnya bosan. Cewek itu memilih menutup novelnya. Sendari tadi pikirannya melayang pada kejadian kemarin sore dirumahnya. Bagaimana bisa Al sampai di rumahanya dengan keadaan wajah babak belur?

Siapa yang melakukannya? Apa Al ikut tawuran? Atau cowok itu habis di keroyok preman? Entahlah. Dan kenapa Yuki jadi kepikiran. Bukankah cewek itu kemarin bersikap tidak perduli? Lagi-lagi Yuki membuang napasnya bosan. Cewek itu melirik bangku di sampingnya. Masih kosong. Yuki memperhatikan jam yang melingkar di tangan kirinya. Sudah masuk jam pelajaran, tapi kemana pemilik bangku di sebelahnya?

Apa dia sakit?

Pandangan Yuki beralih pada punggung Rian, ingin menanyakan perihal Al tapi Yuki bingung, siapa dirinya sampai begitu khawatir pada Al.

"Al kemana sih, di telefon nggak di angkat di sms nggak di bales apa sih mau mu?" Yuki sedikit geli dengan rasa khawatir Rian.

Apa cowok itu benar-benar menyukai Al? Tidak, tidak. Kemarin saja Al mengatakan jika Rian menyukai Syifa.
Yuki tesentak kaget saat Rian tiba-tiba membalik tubuhnya menatapnya tajam seolah ia adalah tersangka pembunuhan yang akan di interogasi.

"Al lo sembunyiin di mana? " Yuki menyergit bingung. Apa maksudnya?

"Pasti lo kan yang nyulik Al dan nahan dia di suatu tempat yang cuma lo doang yang tahu?" kerutan didahi Yuki semakin banyak.

"Apa alasan lo ngelakuin itu? " Yuki semakin tidak mengerti, sementara Rian tampak kesal karena Yuki hanya diam menatapnya bingung.

"Gue heran deh sama Al, kenapa dia bisa suka sama cewek kaku dan cuek kek elo?"

Apa benar Al menyukainya? Apa yang dikatakan cowok itu semuanya benar? Dan mengapa sekarang Yuki jadi cemas, mengingat pertemuan terakhir mereka, dimana Al dalam keadaan babak belur.

🍂🍂🍂

Yuki kembali ke pemakaman umum. Kali ini tidak ada air mata, gadis itu bercerita tentang sekolah barunya. Di hari pertama kemarin dia masuk. Semuanya ia ceritakan, seakan Bagas tengah mendengarkannya seperti dulu.

Dan kejadian yang terjadi hari ini pun tak luput dari ceritanya. Juga tentang sosok laki-laki menyebalkan yang kemaren terus menganggunya, menggodanya juga sempat membuatnya terkekeh. Menceritakan kejadia itu Yuki juga ikut terkekeh, seakan itu masih menjadi hal yang lucu.

"Tapi hari ini dia nggak masuk kak. Yuki nggak tahu apa yang sedang terjadi, tapi kemaren dia kerumah dengan keadaan tidak baik-baik saja. Yuki harap saat ini dia sedang tertawa dan semuanya kembali seperti semula. " rasa cemas itu muncul saat mengingat keadaan Al terakhir kali.

Setelah puas menceritakannya semuanya Yuki pamit. Meski ia tahu tidak akan pernah ada respon, gadis itu tetap melakukannya. Berdiri dari tempatnya jongkok Yuki berbalik ingin kerumah dan beristirahat. Karena saat ini gadis itu masih mengenakan seragam sekolah.

Hazel kecoklatan dan tubuh gadis itu membeku. Melihat sosok laki-laki yang berdiri tepat didepannya. Ada satu makam tepat ditengah mereka, memberi mereka jarak. Apa laki-laki itu mendengar semuanya?

"Hay, sepertinya kita benar-benar jodoh. " ada senyum yang di paksakan disana. Yuki bisa dengan jelas melihat itu. Senyum itu berbeda dari senyum yang kemarin ia lihat. Apa keadaan cowok itu masih belum baik? Bahkan pakaian yang di kenakan cowok itu masih sama dengan pakaian yang ia lihat terakhir kali.

"Bagas? " Yuki tersentak dari rasa terkejutnya saat Al tiba-tiba menyebut nama Bagas. Dagu cowok itu menunjuk makam di belakang Yuki.

Yuki sedikit menoleh dan kembali menatap Al. Kepalanya mengangguk pelan membenarkan.

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang