7.

746 128 19
                                    

"Malam ini gue tidur di sini yah, " tidak ada jawaban.

Al melirik Rian. Cowok itu tahu sahabatnya tengah marah padanya karena saat datang tadi ia tidak menjelaskan apapun.

"Lo masih marah sama gue? " Rian masih tidak menjawab. Cowok itu berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

"Udah kaya cewek aja marahnya pake diem. "

Blamm

Dentuman keras itu menyentak Al. Cowok itu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya yang persis seperti cewek.

Al merebahkan tubuhnya diranjang besar milik Rian, tibuhnya benar-benar remuk sekarang. Semalaman cowok itu tidur dijalanan.  Bukan tempat yang nyaman seperti saat ini. Perlahan matanya terpejam.

Rian keluar dari kamar mandi dengan badan lebih segar. Laki-laki itu melirik ke ranjangnya, melihat sahabatnya sudah terlelap.

Cowok itu menuju ke lemarinya mencari pakaian santai untuk ia kenakan. Setelah selesai Rian menghampiri Al, menggoyangkan tubuh cowok itu agar terbangun dari tidurnya.

"Bangun lo, mandi dulu abis itu tidur lagi. " Al mengeliat pelan. Tidak ingin mendengarkan Rian cowok itu malah merubah posisi tidurnya.

"Woy bego, badan lo udah bau. Sana mandi gue nggak mau tidur sama orang jorok. "guncangan itu semakin keras membuat Al kesal dan bangun dari tidurnya.

Mata sayu milik Al menatap tajam Rian. "Gue ngantuk, semalem tidur gue nggak nyaman. "

"Tapi badan lo udah lusuh kek gembel, gue nggak mau tidur sama orang bau. " Al tidak peduli, dia kembali merebahkan tubuhnya dan kembali memejamkan matanya.

Rian kesal, cowok itu menarik tangan Al hingga sang empunya tangan terjatuh dari ranjang.

"Sakit bego, " kesal Al.

Rian hanya bersedekap menatap Al santai. "Sekarang lo mandi atau tidur di sofa, " Al membuang napasnya kesal. Tidur di sofa bukan sesuatu yang nyaman, meski tempat itu lebih baik dari jalanan tetap saja tubuhnya akan semakin remuk saat bangun nanti.

Terpaksa Al menuju kamar mandi dengan lemas. Daripada disuruh tidur di sofa.

"setelah mandi lo jelasin semuanya ke gue, gue nggak mau ada cerita yang lo sembunyiin. " Al hanya berdehem sebagai jawaban sebelum menutup pintu kamar mandi.

🍂🍂🍂

Sekarang tubuhnya terasa lebih segar. Setelah meminjam baju dan celana milik Rian Al kembali merebahkan tubuhnya diranjang. Rian hanya melirik Al sebentar lalu fokusnya kembali pada ponsel yang tengah ia guanakan untuk main game.

"Jadi gimana ceritanya? " Al menghela napas berat. Kepalanya ia sandarkan pada kepala ranjang.

"Gue berantem sama bokap. " Rian menatapnya serius, mengabaikan ponselnya dan tidak peduli jika ia kalah pada game yang tengah di mainkannya.

"Kok bisa? Bukannya bokap lo udah nggak peduli lagi sejak nyokap lo nggak ada? " kepalanya mengangguk membenarkan.

"Lo tahu alasan bokap gue udah nggak peduli lagi sama gue? " bola mata hitam sehitam kopi tanpa gula itu melirik Rian.

Rian menggeleng pelan, "Karena gue bukan anak kandungnya."

Terkejut. Tentu Saja, Rian bahkan tidak sadar jika mulutnya terbuka.

"Dari mana lo tahu?"

"Dia sendiri yang bilang, " terkejut tentu saja. Anak mana yang tidak kaget mendengar fakta bahwa ia bukan anak kandung dari orang tua yang mengasuhnya.

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang