Bab 2 : Memulai

19 5 0
                                    

Hari ketigaku dimulai, sekolahku sudah mengadakan pembagian sesi kelas menjadi A dan B guna mencegah penyebaran virus. Aku berada di sesi B hanya terdapat 15 orang disana.

Pelajaran awal dimulai dengan bahasa jepang kita membuat pasangan, dan mengucapkan kalimat pilihan. 'okee siapa yang mau maju pertama?' ujar sensei dengan serius.

Kami senseii! Jawab Aristide savian.

Baik silahkan kedepan Aris,

Aris  kedepan bersama partnernya Lino, mereka tampak seperti wibu sejati yah.. dalam artian pengucapan mereka bagus tapi agak lucu seperti pencampuran bahasa

'Hahaha...' tawaku diiringi senyuman

tanpa aku sadari partner ku mengangkat tangannya untuk menjadi giliran selanjutnya,

'baik silahkan kedepan' ujar sensei

aku yang agak terkejut hanya diam membeku hingga, Angeline menarikku kearah depan.

aku hanya main tarik menarik karna jelas aku belum siap. Semua anak menertawakan aksi tarik menarik kami karna terlanjur malu aku menyerah. Kemudian membeku sejenak lalu mulai melafalkan kalimatnya.

'ありがとうございました' rupanya aku melakukannya dengan sangat baik tetapi entah mengapa aku melihat sekeliling kelas seperti memastikan sesuatu.

'Baik silahkan istirahat' ujar sensei

aku masih berfikir apa yang harus aku lakukan selama istirahat yang panjang. Karna yahh seperti yang kalian tau aku tidak memiliki teman!?

Aku mencoba mendekati naira dan berbicara mengenai banyak hal tetapi naira sudah memiliki kelompok temannya sendiri, aku hanya  tesenyum kecut.

Aku sudah tau akhirnya akan seperti ini, padahal aku sudah meyakinkan diriku untuk tidak berharap lagi pada seseorang dan juga tidak berharap memiliki hubungan pertemanan yang baik disekolah ini. Tapi yahhh terkadang harapan itu masih ada.

Aku berjalan menduduki kursi dibagian paling pojok karna memang tidak ingin diganggu. Aku hanya memainkan handphone ku mengecek pesan dan mengabari orang tuaku yg berada diluar kota.

Namun ketika aku mengangkat kepalaku aku melihat sepertinya cople kelas kami lino dan zanna sedang berpacaran dikelas. Agak menjijikan melihatnya bukan rasa iri walaupun aku tidak pernah menjalin hubungan, tapi serius mereka terlihat menjijikan.

Aku hanya menatap sejenak 'apa yang ku harapkan ujarku menepuk dahiku'

Aku benar-benar berharap jam pulang sekolah segera tiba

semua orang keluar kelas untuk beristirahat hanya tersisa beberapa anak dikelas dan aku mengambil kesempatan itu untuk mengembalikan uang print yang aku pinjam dari lino

'Eeehm L-lino' ujarku dengan sedikit keras. dia menoleh 'ya yuna?' ujarnya tersenyum tipis.

'Inii' aku menyodorkan uang 'aku ingin mengembalikan uang yang aku pinjam' 'bukannya aku udah bilang gak usah?' ujarnya menatapku

'yaaa tetep aja minjem ya minjem' aku langsung memasukkan uang itu dikantongnya lalu berucap 'makasih kemaren'. Dia tersenyum 'iyaa sama sama'

Always Be The One Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang