Awal bulan Desember
Hubungan pertemanan ku semakin membaik, aku menemukan teman baru seiring berjalannya waktu. Ketika masa pandemi berakhir kelas kami kembali digabungkan menjadi 33 siswa dan disitulah anggota baru kami bertambah
'biancaa' panggilku menatapnya yang kemudian berbalik
Bianca calisto dari awal sekolah dimulai, aku sudah mengenal nya tetapi hanya teman biasa. kedekatan kami juga merupakan sebuah hal yang tidak terduga, dia memutuskan ikut bergabung dengan kami dengan menerima semua konsekuensi.
karna merasa cocok dan kami memiliki tujuan yang sama. Kami menyambut nya dengan senang hati dan disinilah kami.
'Cus ke depan beli cilok' jawab tanisha, disusul aku yang berjalan merangkul mereka berdua
Bianca memulai percakapan 'eh menurut kalian anak paling ganteng dikelas kita siapa?' Mereka berdua menatapku
'Hah??' Jawab ku agak bingung
'Hemm menurutku sih ya kayak suara mayoritas aja sih eh-em Lino. Menurut kalian siapa' tanyaku balik sambil mengalihkan pandanganTanisha menjawab 'aku sih sama kayak yuna, Lino. Siapa sih yang gak tau dia'
'Ahhh aku bisa nebak, jawaban bianca.
Pasti menurut dia si asahi kai chizuru'
Jawab yuna sambil mengunyah makanannyaYa anak dengan sedikit bumbu Jepang.
Bisa dibilang anak dengan good looking face ke 2 diangkatan kami dia dikenal sebagai anak yang pintar, baik dan mudah bergaul. tapi anehnya, tidak denganku?'Ssshhhttt jangan keras kerass' jawab bianca dengan wajah memerah
'Aku masih penasaran kenapa kamu menyukainya' tanya ku serius
Tanisha menambahkan 'hemmm apalagi sampe nyatain perasaan duluan, Ditolak lagi'
'Aaaaaaa shuttt jangan dibahas lagi, malu tauu' ucap bianca berjalan cepat, Kemudian berbalik
'mungkin karena dia imut dan tampan disaat yang bersamaan huaaa' jawabnya antusias
Yuna dan tanisha kemudian saling menatap dan 'huekkkk'
Tiba tiba raut wajah bianca menjadi serius.
'Kamu beneran gak ada perasaan apa apa sama Lino??' Ujarnya menatapku
'Gak tuh, anak kelas biasa.' Ujar yuna sambil menap ke jalan raya
'Seriusss???' Tanya tanisha memastikan
'Hemmm paling cuma rasa kagum kayaknya, Yah tau sendiri pas awal awal kan dia banyak bantu aku sekarang pun gitu dan mungkin dia menjadi ketua kelas pertama yang berguna yang pernah aku liat' jawab yuna berusaha tak acuh
Yah itu memang bener sih tambah bianca menyetujui pendapatku
Tanpa terasa waktu pulang sekolah tiba,
Kami berada di tempat kami biasa kami nongkrong, di kursi dekat pagar. Tempat itu sangat strategis karna jarang orang yang melihat ke arah sana tetapi dari sana kita bisa melihat apa yang saja yang terjadi di area depan sekolah, tempat yang pas untuk bercerita banyak hal.'Sepertinya dia menunggu seseorang' ujarku menatap lino
'Hemm udah satu jam dia berdiri disitu' ujar bianca menatap nya juga
'Lino panggil ku dari kejauhan' diikuti dia yang berjalan mendekat
'Hai, belum pulang? Ujarnya menatap ku
'Hehe belum, bentar lagi kayaknya' jawab ku menatap bianca dan tanisha
'Kamu? Masih nunggu jemputan?' Tanyaku balik
'Iya masih nunggu April, katanya mau pulang bareng' jawabnya menerangkan,
Yang langsung kami Jawab dengan anggukan'Nunggu disini aja kalo gak, di sana kayak nya panas' usulku
'Boleh?' Tanyanya memastikan
'Ya boleh lah, kayak apa aja' Jawabku dengan tawa
Lino dia orang yang cuek dan dingin, tetapi dia orang yang perhatian hanya kepada orang yang dia kenal.
Dia seperti melindungi mereka dari belakang. dia tipe orang yang kalo gak suka sama orang, dia gak bisa menyembunyikan ekspresinya. Lebih tepat nya dia tidak pernah ambil pusing dengan orang yang dia gak suka. Dia masih menjadi orang yang misterius bagiku.
Walaupun aku belum terlalu lama mengenal dia tapi menurutku, Dia orang yang tulus, karena itu aku dapat menerima kehadirannya dengan tulus juga... Tetapi kupikir ketulusan tidak akan bertahan selamanya, Karena semua hubungan mempunyai tanggal kadaluarsanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be The One
Teen FictionKetika pertama kali melihat nya perasaan aneh itu bermunculan, kehidupan sekolah yang normal ku sepertinya berakhir... sejak kapan perasaan ini mulai membesar? bukankah aku menyembunyikan nya dengan sangat baik? harusnya perasaan ini telah hilang se...