Bab 14 : Mungkin itu suka

10 3 0
                                    

Entah seberapa besar aku berusaha,  sepertinya takdir menyuruhku untuk menyukai mu melalui jalan cerita manapun.

Kamu mulai menjadi sebuah harapan baru

Kelas hari ini sedang berlangsung,
Aku tidak terlalu memperhatikan kelas seperti biasa,

Mungkin karena aku merasa ada yang mengganggu pikiran ku.

Aku masih bingung sendiri dengan perasaanku,

'aku benar benar cuma kagum atau lagi suka sama dia sih' ujar yuna dalam hati sambil melihat papan tulis dengan pandangan kosong

'Ah perasaan aku pernah kebaca artikel' deh gumam yuna

'Klik'

Tanda tanda kamu menyukainya ;

1. Pandangan mu selalu tertuju padanya,

Yuna kemudian melihat dan memperhatikan lino dalam selang beberapa menit, tiba tiba lino melihat juga kearahnya.

'Aishhh kenapaaa sih ak' ujar yuna dalam hati, sambil tersenyum dan mengalihkan pandangan nya

2. Kehadiran nya membawa ketenangan

'Walaupun gak ngobrol, tau dia dikelas aja emang udah adem sih' angguk yuna


3. Gerak gerik badanmu mulai condong
     menuju kearahnya

'Ehhhh??' Yuna langsung memperbaiki posisi tubuhnya

4. Memperhatikan apa yang dia
    butuhkan.

'Ahh ini yang pasti enggak,' ujar yuna percaya diri

'lino ke kantin yok?' Ajak caden


'Yok lah pengen beli jus sekalian' jawab lino berdiri keluar kelas

'Kantin jual Jus alpukat kan hari ini?? Tanya yuna bergumam,

'ehhhh? Kenapa aku peduli sama minuman kesukaannya?Enggak yuna enggak, lagi pingin aja kan?' Ujar yuna frustasi

Oke aku mengakui jika perasaan ku mulai berbeda ketika hubungan kami mulai dekat, tapi kukira itu hanya sebuah rasa kagum karna aku belum pernah bertemu manusia seperti nya.

Sejak saat itu aku mulai mencari tau apa yang terjadi pada ku,

"Apa mungkin aku mulai menyukai nya?"

Tapi menurutku terlalu dini untuk meyakini bahwa aku menyukai nya mengingat aku yang awalnya tidak pernah peduli pada dirinya.

Tetapi semakin hari aku semakin dibuat bingung akan sikapnya,

Lab IPA

Presentasi sedang dimulai sekarang, aku menatap lino yang sedang memulai presentasi bersama kelompoknya.

Aku sebisa mungkin mengalihkan pandangan ku darinya, tetapi itu tidak berhasil jadi aku memutuskan untuk fokus menulis dan memperhatikan materi presentasi kelompok sekaligus.

Beberapa menit, berlalu aku merasa ada tatapan yang mengganggu.

Tatapan nya mulai menganggu fokusku, akupun melihat dari mana asalnya itu.

Benar, itu Lino tanpa disengaja aku melakukan eyes contact berapa kali dengannya, tetapi tatapannya selalu diakhiri dengan senyuman aku tidak tahu bagaimana harus berekspresi.

Always Be The One Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang