kelas telah selesai dan hanya tersisa aku dan ngie diruang musolah.
'gak pulang ngie?' tanya yuna sambil memasukan barang barang nya ke dalam tas,
'iya bentar lagi, lagi ngerjain tugas jurusan soalnya rencana mau ngumpul hari ini' jawab ngie sambil mengeluarkan buku pr nya.
'yaudah bareng aja aku tinggal dikit lagi sih' jawabku kembali membuka tas ku
Jujur aku tidak terlalu dekat dengan ngie. lebih tepatnya, kami pernah hampir dekat sebelumnya namun dia terlihat menjaga jarak jadi aku mundur.
tanpa sadar mungkin terkadang aku memperhatikannya karna dia selalu duduk dibarisan depan yang selalu dihindari semua orang, iya tepat didepan wajah guru. dia memang anak yang berambisi.
Sebenernya grup awalnya terdiri dari 4 orang ngie, bianca, jojo, dan lika. tetapi karna konflik besar antara bianca dan lika. bianca memilih keluar ia bergabung bersama aku dan tanisha . aku yakin itupun bukan persoalan mudah untuk bianca karna aku tahu betapa susahnya meluluhkan hati kami, terutama tanisha. tanisha mungkin sudah nyaman dengan adanya aku, tetap aku tidak ingin dia sendiri ketika aku tidak ada.
aku tahu bianca orang yang seru dan memiliki 1001 candaan yang dapat membuatmu tertawa, tetapi tetap saja sulit meyakinkan hati tanisha hingga pada akhirnya aku berjanji padanya tidak akan ada yang berubah diantara kami, meskipun bianca bergabung. aku juga berjanji padanya akan bersikap adil dalam segala hal dan lebih memperhatikan dirinya.
hingga sekarang aku dapat membuktikan kepadanya 3 lebih baik dari pada 2.
dengan bergabung nya bianca di dalam pertemanan kami tentu saja ngie dan teman' nya merasakan kekosongan akan kehadiran bianca. oleh karna itu aku terkadang merasa bersalah kepada ngie dan teman temannya.
tapi kenapa semakin lama aku memperhatikan ngie, dia tidak seperti ngie yang kukenal sebelumnya dia memang kadang terlihat menyebalkan dengan raut wajahnya yang menyeramkan. namun sekarang dia tampak, kasihan??
ketika di jam makan siang dia menonton youtube nya sendiri, dia menonton pony kecilku jika aku tidak salah lihat, tidak tidak bukan itu masalahnya sekarang.
Dia sendirian, dan jojo asik menonton bersama lika. ketika tugas berkelompok 2 orang lika pasti akan memilih satu kelompok bersama jojo di setiap kesempatan, yang otomatis mengharuskan ngie mencari kelompoknya sendiri. bahkan diwaktu sekarang pun mereka meninggalkan ngie sendiri di ruang musolah. Ngie juga tidak terlihat bersinar seperti dulu,
'lagi ada masalah?' tanyaku sambil melihat nya
'enggak, gak ada' jawabnya sambil melihat balik wajah yuna
'sama lika gak ada masalah? 'tanya ku sekali lagi meyakinkan
'emang sekeliatan itu?' tanyanya balik
'iya dari 2 bulan lalu malahan' ujarku sambil kembali menulis
'gapapa gak usah cerita kalo gak mau' jawabku lagi
dia memulai ceritanya dengan tatapan serius, hubungan antara diri nya dan temannya sedang di landa banyak konflik bahkan setelah keluarnya bianca, mood lika yang turun naik dan sikap keras kepala menjadi masalah utamanya. terkadang lika bersikap seperti anak kecil yang menyulitkan mereka. bukan kurangnya komunikasi, yang lebih tepat mungkin tidak bisa diajak bicara.
mendengar cerita ngie membayangkan jika itu aku mungkin aku sudah meninggalkan grup itu sejak lama, tetapi dia tampaknya juga sudah mulai muak dengan sikap lika.
'kalo emang udah terlalu berat keluar aja ikut kami kami selalu open rekrutmen kok' ujarku sambil tersenyum.
Emang boleh? Tanya ngie memastikan.
Yang hanya kubalas dengan anggukan kecil.
yah walaupun bentar lagi bakal magang dan bakal pisah juga. dateng aja ke kami kapan pun kamu butuh, mungkin kamu dan aku bakal butuh penyesuaian. tapi seenggak nya aku gak mau buat masa smk kamu jadi masa yang gak mau kamu ulang lagi. Ujarku menatap matanya
cerita yang begitu panjang itu berakhir dengan ruang guru jurusan yang sudah ditutup, dan kami tentu saja tidak jadi mengumpulkan tugas yang dari tadi kami kerjakan .
kami mungkin terlalu banyak bercerita hingga tidak terasa hari sudah sore. akhirnya kami tetap mengumpul tugas pada esok hari, ya se enggaknya pulang ini langsung tidur ujarku mengemangati ngie.
Aku pulang setelah memastikan ngie di jemput oleh orang tuanya,
sejujurnya aku tidak terlalu yakin dapat menjanjikan kebahagian yang luar biasa kepada ngie, aku hanya takut dia menyesali keputusannya memilihku. tapi tetap saja aku tidak ingin dia sendiri, sendirian bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk terus diulang didalam hidup.
tapi yang lebih menyakitkan menurutku adalah pernah ada, akan lebih baik jika tidak ada sedari awal, jika pada akhirnya hanya menitipkan kenangan nya pada satu orang. yang akan membuat seseorang itu terus hidup dimasa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be The One
Teen FictionKetika pertama kali melihat nya perasaan aneh itu bermunculan, kehidupan sekolah yang normal ku sepertinya berakhir... sejak kapan perasaan ini mulai membesar? bukankah aku menyembunyikan nya dengan sangat baik? harusnya perasaan ini telah hilang se...