Bab 1 : Awal pertemuan

34 5 0
                                    


10/09/20XX

Awal ajaran baru dimulai hari ini, Yuna isvara felecia itu namaku tertera dalam daftar kelas 10-1. Aku melangkah kan kakiku menuju gerbang sekolah, sekolah yang menjadi tempatku menimba ilmu untuk 3 tahun kedepan.

Untuk beberapa alasan aku baru bisa hadir kesekolah hari ini,

karna virus yang menyebar, jadi kami tidak diwajibkan untuk hadir disekolah.

Aku yang terjebak diluar kota setelah 2 minggu terakhir sekolah dimulai dan baru dapat hadir kesekolah hari ini

semua ketakutan muncul, aku bukan orang yang mudah berbaur jadi aku tahu ini akan sulit.

"wah aku bahkan gak tau kelas ku dimana" bisikku hingga akhirnya aku menemukan seseorang yang berada dikelas yang sama denganku

"emmm... Maaf kelas Teori-1 dimana ya?" Zanna kirania, gadis itu berbalik menghadapku menatap tag nama yang tertera diseragam sekolahku

"ahhh yuna? 10-1 juga kan yaudah masuk bareng aja" jawabnya sambil tersenyum.

Setelah menatap sekeliling kelas aku melihat sepertinya semuanya sudah berbaur dengan baik, seperti nya 2 minggu merupakan waktu yang cukup untuk semua berbaur, aku yang baru masuk hari ini jadi seperti seseorang yang tertinggal karna tidak mengenal siapapun. Zanna mengambil semua perhatian kelas

"semua ... Kenalin Ini Yuna isvara felecia yang kemarin masih berada diluar kota" semua mata tertuju padaku aku hanya sedikit bersembunyi dibelakang sambil menatap kearah depan

" Hai..? " Semua hanya menjawab sapaan yang sama dengan yang ku ucapkan

"Ini tempat duduknya dipilih random siapa cepat dia dapat jadi pilih aja yang masih kosong" jawab caden menatapku, Aku hanya mengangguk pelan.

Aku memilih tempat duduk di baris ke dua dengan nomor 3 kupikir itu tempat duduk yang nyaman

Setelah waktu berlalu aku hanya memainkan ponselku menggeser kembali layar utama handphone ku, bingung ingin melihat apa. Karna fokus utamaku sepertinya tidak berada disitu,
Otakku sibuk berkerja memikirkan bagaimana bisa anak kelas akrab dengan cepat?

Ah sepertinya memlih sekolah yang jauh tidak terlalu baik..
Baiklah jarak dari rumah kesekolah ku memakan waktu 25-40 menit karna melewati jalan besar kadang kemacetan parah sering terjadi.

Aku memang sengaja memilih sekolah yang jauh karna aku ingin memulai lembaran baru dalam hidupku dimana tidak ada yang mengenaliku disekolah baru, mungkin rasanya rasanya seperti tantangan baru untukku yang juga memiliki resiko memang. tetapi faktor pendukung ku memilih sekolah itu karna itu merupakan sekolah kejuruan terbaik dikotaku dan yang paling dekat dengan rumahku

Perangkat kelas dikelas kami telah ditentukan oleh wali kelas itu sendiri pada saat pertemuan pertama offline termasuk ketua kelas kami dan tentu saja aku mengetahuinya anak yang berada di tempat duduk nomor 2 dari belakang 'Pascalino Alexander petter' wajahnya terpampang menjadi twibon di grup chet.

'ah itu dia ketua kelas kami' aku hanya menatap nya sebentar kemudian mengalihkan pandanganku.

Pelajaran terakhir berakhir begitu saja. guru sudah keluar, tetapi anak anak masih berkumpul mengajak berfoto bersama terlebih dahulu dengan member kelas yang lengkap, aku yang masih sungkan awalnya hanya tersenyum menolak ajakan mereka.
Aku melihat Lino juga sepertinya tidak tertarik untuk foto bersama, tetapi Arabell menarikku dan memaksaku foto untuk foto bersama dengan full member untuk pertama kalinya. sekilas aku melihat lino sudah berada ditengah. semua siswa kami ikut berfoto bersama tetapi di foto kedua aku bersembunyi keluar aku masih asing dengan suasana kelasnya. Semuanya tampak baru dan aneh, aku tidak suka itu terkadang melelahkan untuk mengenal orang orang baru.

setelah mengkonfirmasi bahwa tidak ada lagi kelas tambahan Lino memperbolehkan semua siswa untuk pulang dan beristirahat.

Sebenarnya aku memiliki beberapa urusan yang belum kuselesaikan dengan Lino. Konsekuensi dari keterlambatan ku tiba dikota itu

ketika aku tidak bisa pulang dari luar kota kemarin ada beberapa guru yang bersikeras hanya boleh mengumpulkan tugasnya ke sekolah. Jadi aku yang masih berada diluar mengajukan complaint akan itu dan berakhir dengan aku tetap harus mengumpulkan ke sekolah tetapi boleh dengan fotocopy bukan berkas aslinya.

Aku yang kebingungan karna tidak mengenal siapapun disekolah itupun akhirnya meminta bantuan kepada ketua kelas kami Lino kupikir dia akan menolak karna aku tahu itu akan merepotkan, tetapi

"Yaudah gak papa, nanti ku print out terus nanti juga langsung aku kumpulin sekalian, kirim aja file nya " jawabnya dari pesan itu.

jadi selama pelajaran itu ada 4 tugas yang bolak balik dia print ke fotocopy dihari yang berbeda. Yah aku merasa sangat tidak enak padanya fotocopy itupun menggunakan uangnya dulu.

Pada hari pertama sekolah aku ingin langsung membayarkan uang print itu kepadanya tetapi aku terlalu takut untuk berbicara kepadanya.

aku bertekad untuk memberikan uang itu ketika berada diparkiran sekolah. Berfikir bahwa dia akan sendirian dan aku dapat berterimakasih secara langsung.

Namun ternyata aku salah hampir 1/4 anak kelas berada dan mengobrol bersamanya.

aku yang berada didepan sekolah kala itu, melihatnya dia sedang duduk dibawah pohon yang letaknya disebrang jalan tepat didepan mataku  dia yang masih asik sedang bercanda gurau dengan beberapa teman kelas lainnya, membuat nyaliku ciut.

Mereka semua tampak sangat akrap, seperti hanya aku sendiri yang tidak mengenal siapa pun, jujur aku merasa iri dengan semua orang yang tampak begitu akrap dan sudah mempunyai banyak teman, aku merasa seperti seseorang yang tertinggal.

Aku tersenyum kecut memundurkan langkahku. niatku pun hilang, enggan mendatanginya.

Entah karna rasa malu atau rasa takut, Aku kemudian hanya mengirimkan pesan 'ah Lino maaf...kayaknya aku gak bisa balikin uang print nya hari ini karna udah pulang. tadi lupa mau kasih, besok ya aku balikin maaf banget lupa' pesan itupun terkirim padanya

'setelah itu aku langsung pulang, melangkah memasuki angkot yang sudah berada di depanku tanpa menunggu balasan pesan darinya.'

aku sudah hampir sampai tujuan. Dering terdengar dari handphone ku, notif itu menampilkan namanya, dia membalas pesanku

"untuk apa sih dipulangin udah gak usah kita kan temen kayak apa aja" jawabnya singkat aku hanya tersenyum tipis. Kemudian membalas pesannya Sepertinya dia orang yang baik.

Always Be The One Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang