Ini menjadi hari dimana aku menurunkan egoku untuk berbicara langsung terkait masalah kemarin kepada tanisha.
Aku memutuskan untuk berdamai, karna seperti yang kalian tahu membenci seseorang itu melelahkan.
Aku sudah membuat janji dengan tanisha sepulang sekolah dan disinilah kami dibawah pohon tanpa sepatah katapun.
Aku mengawali pembicaraan dengan mulai membahas apa yang kurasakan, dan diapun menjelaskan pandangan nya. Dia meminta maaf atas kejadian itu dia menganggap itu hanya candaan yang menurut ku tidak lucu, aku bilang kepada nya jika ingin bersaing denganku mari bersaing secara sehat sedari awal, Tetapi dia menolak. setelah mendengar cerita nya aku jadi mengetahui seprtinya dia adalah anak yang dipenuhi dengan harapan tinggi orang tua. jadi terkadang ambisinya menyakiti seseorang orang sekitarnya dan kami berdua setuju untuk tidak membahas masalah ini untuk kedepannya, karna aku yakin setiap orang benar dalam versi dirinya masing-masing. Tetapi aku tidak pernah membenci tanisha karna sesuai perkataannya dia benar-benar menepati janjinya untuk berjuang bersama untuk kedepannya.
Dan hari itupun berlalu dengan baik.
Beberapa minggu setelahnya tepat pada hari senin hari yang paling dibenci semua orang termasuk aku kupikir 8/10 orang membenci hari senin,
yaaa hari ini pelajaran ipa itu sangat menguras otak dihari yang penuh dengan drama ini.
Kami sedang bersiap untuk menghadapi presentasi kelompok, yang telah dipilih sebelumnya, kami membahas tentang perubahan warna pada bahan kimia.
Kelompok pertama menjelaskan dengan baik tetapi sepertinya agak kesulitan pada sesi Q and A. Banyak pertanyaan tidak masuk akal muncul yang membuatku semakin takut untuk maju giliran ku.'Hingga kelompok 5 silahkan' Ujar ma'am yang memilih secara acak.
Entah bagaimana aku baru tersadar pada Lino yang menatapku sedari awal kelompok kami maju. matanya tidak henti hentinya menatapku yang membuatku bingung sendiri.
'kenapa??' Ujarku pelan, dia hanya menggeleng dan tersenyum seperti orang bodoh.
'Demikian presentasi dari kelompok kami terimakasih atas pertanyaan pertanyaan yang telah diajukan, harapan kami semoga penjelasan kelompok kami dapat memberikan pengetahuan lebih kepada para pendengar, sekian' ujarku agak keras
hingga saat itupun aku lihat lino masih menatapku dan sesaat ketika mata kami bertemu dia tersenyum
'hemmm dia kenapasihh' ujarku dalam hati
Aku dikenal dengan murid yang senang sekali menanyakan pertanyaan sulit dan ketika giliran kelompoknya q&a aku mengangkat tangan seperti biasa dan dia tersenyum kesal menatapku senyumnya seperti ingin membunuh ku.
Hahaha ekspresi yang lucu ujarku dalam hati. Aku agak takjub ketika dia sendiri yang menjawab pertanyaan ku.
'Bagaimana yuna? Setuju dengan pendapat kelompok 2?' Ujar ma'am menatapku.
'Iya ma'am saya setuju' ujarku tersenyum kearah wajah lino yang memohon untuk mengiyakan saja walaupun bukan itu jawabannya.
'Yaaaa kasian juga' tawaku pelan
Dan setelah hari yang panjang aku kembali ke kelas, bersiap untuk pelajaran berikutnya.
'sepertinya ini sudah memasuki musim penghujan' ujarku menatap tanisha
'iya kau benar' jawab tanisha
Hingga kemudian kami sama-sama, menatap langit yang mulai gelap.
![](https://img.wattpad.com/cover/314510817-288-k118684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be The One
Fiksi RemajaKetika pertama kali melihat nya perasaan aneh itu bermunculan, kehidupan sekolah yang normal ku sepertinya berakhir... sejak kapan perasaan ini mulai membesar? bukankah aku menyembunyikan nya dengan sangat baik? harusnya perasaan ini telah hilang se...