Happy Reading
•
•
•
•
•Cila kira jendela nya akan sangat sulit terbuka, ternyata memang tidak terkunci.
Spechlees.
Ruangan yang rapi, tatanan yang sangat mirip dengan kamar miliknya. Ternyata memang sebuah kamar.
Hanya saja, perbedaan warna.
Seperti pintu, jika warna kamar Cila adalah biru cerah secerah senyuman nya. Maka kamar ini berwarna biru malam, sangat menenangkan.
"Nekat banget mau masuk?"
Terkejut? Tentu, Cila sudah berfikir kalo ini adalah suara hantu. Meski ini masih sore, tapi hantu tidak hanya di malam hari bukan?
"S-siapa?" Cila ketakutan, hanya ada suara.
Sosok itu menampakan diri.
Cila melotot, sekali lagi ia terkejut.
"Cila, mungkin lo emang belum tau gue siapa. Mama nggak pernah ceritain gue ke lo ya?" Ucap sosok itu sendu.
"L-lo hantu?" Cila semakin gemetar.
"Gue bukan hantu" Sosok itu mendengus sebal.
"Ternyata bener kata mama waktu itu, lo anak yang unik, Cila" Tersenyum lembut.
Melihat senyum itu, dan aura yang hangat dari sosok itu. Ia pun tidak takut lagi, dan walaupun ia tak terlalu percaya. Ia akan menjadikan sosok di depanya ini teman nya ketika dirumah.
"Gue bisa tau pikiran lo ya Cil"
"Kok bisa? Curang banget" Cila mendelik sebal.
"Lo ikut ke kamar gue aja" Lalu Cila menuju ke kamar nya melewati rintangan lagi.
=====
Waktu sudah larut malam. Cila dengan sosok melayang kini sedang berdua di kamar milik Cila.
"Kenapa lo mirip gue? Dan tadi lo bahas soal mama?"
Ah iya, sosok itu adalah perempuan.
"Gue? Mungkin belum waktunya buat lo tau" Ujar nya dengan tersenyum hangat.
"Apa lo ini cuman imajinasi gue ya?" Monolog Cila.
"Engga tuh, gue bukan imajinasi lo. Dan lagi, gue bukan hantu ya! Gue arwah"
Cila yang tak ingin memperpanjang pun ingin menanyakan nama, jika punya.
"Nama lo siapa?"
"Al- eh Cisa"
"Al apaan Al?"
Cisa menatap orang di depan nya malas, memang menyebalkan sekali.
"Kenapa kamar tadi bersih banget? Perasaan mama sama papa ga pernah masuk situ"
"Bukan mama yang bersihin, tapi bunda"
"Istri paman? B-bunda? Gue gangerti sekarang bunda ada di mana" Lirih Cila.
"Bunda ada, kayaknya juga waktu deket ini bakalan kesini"
"Apa bisa gue percaya sama lo?"
"Tampang gue meragukan?"
"Udah lupain aja, gue mau cerita sama lo"
"Iya, lagian gue tau lo gimana. Cerewet, nyebelin, minta di hujat, barbar, bobrok, blak blak an, gampang mewek"
Cila melongo mendengar itu.
"Lo cenayang apa?"
"Nggak dong, tapi bener kan?"
Cila mangut-mangut.
Percaya pada Cila adalah pilihan yang tidak tepat, nyatanya yang Cisa kira Cila akan menceritakan kehidupan sekolah nya. Ternyata, Cila hanya-
"Iyakan? Cis, lo denger kan? Gimana dong nasib anak kambing waktu itu? Apa dia di bully keluarga nya? Karena kalo warna bulu nya merah, nanti di seruduk? Eh banteng engga sih?"
Cisa menatap datar Cila yang terus mengoceh menceritakan hal yang menurutnya tidak penting, menyebalkan.
=====
WHO'S CISA? WOWOWOW SIAPA YA?
CISA SIAPA NYA YA?
>_<
Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
NathanCila
Short Story"Mungkin ada waktu di mana kita ngerasa bener-bener lemah sampe pengen nyerah aja ga mau lagi berusaha karena semua terasa percuma." -Alesha Cila Anandyra "Percayalah kalo saat-saat sulit itu nggak ada untuk seterusnya" -Nathan Albiru Cakrawala Nath...