Happy Reading
•
•
•
•
•Cila melihat rumah di depan nya, seperti familiar. Entah kapan Cila masuk ke rumah ini, mungkin sudah sangat lama.
"Itu rumah bunda, gue yakin ingatan lo udah pudar soal rumah ini"
Cila melangkahkan kaki nya menuju pintu rumah tersebut, kemudian mengetuknya.
"Assalamu'alaikum, bunda.." Lirih Cila.
Ceklek
"Wa'alaikumsalam, Ci-Cila?" Jawab wanita cantik di depan nya.
Cila meneteskan air mata nya, lalu segera memeluk wanita tersebut.
"Bunda? Ini bunda kan? Akhirnya Cila ketemu bunda? Ini bukan mimpi? Cila kangen banget sama bunda"
Alara Lala Ayudya. Kakak dari Lili, Mama Cila. Parasnya sangat mirip dengan Lili, tapi jika dilihat dari penampilan tentu sangat berbeda.
"Masuk dulu sayang" Ajak Lala mempersilahkan masuk.
Setelah berbincang ringan melepas rindu antara bibi dan keponakan tersebut, Cila mulai memberitahu maksud kedatangan nya.
"Bun.. Cila mau tanya sesuatu tentang keluarga Cila boleh?" Ucap nya takut-takut.
Bukan apa-apa, hanya saja Cila takut hal ini masih saja di rahasiakan untuk Cila dan memang belum waktunya Cila tau.
Lala tersenyum lembut, aura nya benar-benar memancarkan keibuan yang tulus dan hangat.
"Kamu pasti mau cari tau sesuatu tentang, Cila punya saudara atau engga kan?"
Mendengar nada lembut dan santai yang keluar dari mulut Lala, Cila pun sudah tidak takut lagi.
"Cila mau tau semuanya Bun!" Lantang nya dengan perasaan ingin tau yang dalam.
Meskipun Lala sempat tersentak dengan suara Cila, Lala kembali tersenyum dan mulai menceritakan hal yang ingin Cila ketahui itu.
"Kamu itu, punya saudara sayang"
Cila sempat menahan nafas nya, lalu melihat sekeliling.
'Cisa mana?'
"Kamu kenapa? Gak mau bunda ceritain?" Terheran dengan raut kebingungan Cila yang melihat ke berbagai ruangan.
"Atau karena kamu udah lama nggak kesini? Kamu jadi agak bingung ya?"
Cila menghela nafas,
"Bun. Kapan terakhir kali Cila kesini?"
"Kalo ngga salah waktu kamu umur 4 tahun, masih kecil waktu itu"
Cila sekarang tahu kenapa Cila tidak bisa mengingat jelas lingkungan ini, karena sudah sangat lama. Dan Cila pun masih terlalu kecil untuk mengingat nya.
"Mau bunda lanjut kan?"
Cila mengangguk lirih, entah kenapa Cila semakin yakin jika 'dia' itu pernah ada.
Flashback
"Cisa itu selalu sombong, ada yang nyapa malah nunduk! Malu maluin tau gak mas!" Sentak Lili dengan nada yang terdengar sangat kesal.
"Udah lah. Kasih aja itu anak ke Lala, kan dia pengen punya anak perempuan" Jawab Alfan santai.
"Kamu bener, lagian kita punya Cila yang selalu ceria tuh. Normal"
Sedangkan dua anak yang di bicarakan tadi sedang asyik bermain bersama di dalam kamar.
"Cicaa, main ayunan sama temen disana yuk!" Dengan riang Cila kecil mengajak Cisa kecil untuk bergabung bermain bersama teman mereka di taman.
"Itu bukan temen Cica, itu temen nya Ciya. Mereka nggak suka sama Cica" Jawab nya dengan menahan tangis.
Cila kecil yang melihat itu pun ikut berkaca-kaca. Lalu mengangguk kecil dan menarik tangan Cisa kecil untuk kembali duduk.
"Kalo gitu Cica sama Ciya aja main masak-masak disini!"
"Cica sayang Ciya"
Mereka berpelukan dengan Cila kecil yang tersenyum riang dan Cisa kecil yang menangis dengan senyum di bibirnya.
Flashback
"Jadi, selama ini bunda yang rawat Cisa. Padahal Cisa itu bukan sombong, dia cuman ngga ngerti caranya bergaul sama teman aja. Lili dulu keras banget sama Cisa"
Setelah mendengarkan cerita dari Lala, Cila pun menumpahkan air mata yang telah di tahan nya.
'Jadi Cisa itu bukan halusinasi gue? Jadi bener kalo Cisa saudara gue'
"A-a-apa bunda sama mama itu kembar?" Tanya Cila terbata-bata karena menangis sesenggukan.
"Iya, nama bunda Lala dan nama mama kamu Lili. Juga bunda ini kakak nya mama kamu Cila"
"Apa aku sama Cisa itu juga kembar bunda?"
"Bener sekali, karena mungkin keluarga kita punya gen kembar. Kamu sama Cisa juga kembar" Air mata yang Lala tahan juga ikut tumpah setetes demi tetes.
"Cisa? Dimana Cisa sekarang?"
Menatap Lala penuh cemas,
'Gue harus mastiin, apa Cisa udah beneran pergi selamanya?'
"Cisa, lagi berjuang diantara hidup dan mati. Mau bunda antar?"
Kening Cila mengerut,
"K-koma Bun?"
=====
CISA KEMBARAN NYA
TERNYATA BELOM MENINGGAL
:)
Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
NathanCila
القصة القصيرة"Mungkin ada waktu di mana kita ngerasa bener-bener lemah sampe pengen nyerah aja ga mau lagi berusaha karena semua terasa percuma." -Alesha Cila Anandyra "Percayalah kalo saat-saat sulit itu nggak ada untuk seterusnya" -Nathan Albiru Cakrawala Nath...