delapan

586 97 29
                                    

Tap tap tap

Krieett

Suara decitan pintu berumur itu terdengar begitu jelas. Ditengah heningnya malam, ditemani suara gemericih air hujan yang menyapa bumi menambah kesan mengerikan di tempat minim cahaya itu.

"Boss"

"Ada perlu apa, Jordan?"

"Saya punya kabar bagus."

Seseorang bernama Jordan yang baru saja tiba itu melangkah masuk untuk menemui orang yang di panggil 'Boss' itu.

Saat jarak diantara mereka sudah semakin dekat, Jordan pun mulai berbicara mengenai tujuannya.

"Boss, saya sudah tahu- tunggu.." Jordan menjeda ucapannya. Ia terlihat menatap orang di depannya itu serius.

Minimnya cahaya serta posisi orang itu yang membelakanginya membuat Jordan tidak bisa melihat wajahnya.

"Siapa kau?" Tanya Jordan curiga. Ia curiga karena postur tubuh orang itu terlihat berbeda dengan bossnya.

"Kabar bagus apa yang kau bawa, Jordan?" Orang itu berbalik dan menyeringai ke arah Jordan.

"KYU! LO?!"

"Kejutan!!" Kyungmun terkekeh pelan menatap Jordan yang terlihat terkejut melihat keberadaannya.

"Lo pikir gue bakal lepasin lo gitu aja?"

Kyungmun menatap datar Jordan. Perlu di ketahui, Jordan adalah siswa yang dihajar oleh Kyungmun di depan ruang UKS siang tadi.

Kyungmun membiarkan Jordan lari bukan berarti dia melepaskannya. Kyungmun tidak mungkin melepaskan orang seperti dia begitu saja.

Jordan adalah salah satu orang suruhan musuh Ayahnya yang selalu mengawasi gerak gerik Kyungmun dan kembarannya. Kyungmun tahu itu, tapi dia sengaja membiarkannya untuk mengetahui sampai sejauh mana dia bisa bertahan.

Kyungmun dan Chan hidup dikelilingi oleh para penguntit yang mengincar milik mereka, itu sebabnya Changbin dan Hyunjin selalu memperingatkan kedua anaknya itu untuk tetap berhati-hati dan jangan sampai membuat kesalahan yang bisa berakibat fatal nantinya.

"Kabar apa yang lo bawa?" Tanya Kyungmun sekali lagi dengan nada remeh.

"Bukan urusan lo!"

"Sayangnya itu sekarang jadi urusan gue." Kyungmun memperhatikan Jordan yang terlihat sedang melirik ke sekeliling ruangan itu. Ia lalu tersenyum miring "Cari siapa? Lee Jeno?"

"Hahahahaha"

Kyungmun tertawa terbahak-bahak. Ia berjalan mengitari Jordan sambil bersedekap dada. "Jordan, Jordan. Lo nggak bakal nemuin Jeno di sini. Lo pikir gue sebodoh itu?"

"Apa mau lo?!" Jordan yang merasa terancam itu segera mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya pada Kyungmun.

"Mau gue? Yang jelas bikin lo lenyap dari bumi ini."

Kyungmun semakin memperpendek jarak mereka meskipun Jordan sudah menodongkan pistol miliknya. Bagi Kyungmun, Senjata api seperti itu bukanlah apa-apa, benda itu bahkan sudah menjadi mainannya sejak ia masih anak-anak.

Kyungmun berhenti tepat di depan pistol Jordan yang mengarah di kepalanya.

"Ayo tembak gue." Ucap Kyungmun tanpa rasa takut. Ia justru menatap remeh orang di depannya.

Jordan yang merasa diremehkan itu terlihat murka. Ia menatap tajam Kyungmun  dan mulai menarik pelatuknya.

Slash!

Bruk

Kyungmun reflek memejamkan matanya saat merasakan cairan kental berwarna merah menyembur mengenai sebagian tubuhnya.

Blood Rose (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang