"KENAPA KALIAN LAMBAT SEKALI?!!"
"KALAU SAMPAI TERJADI SESUATU PADA MEREKA, SAYA BUNUH KALIAN SEMUA!"
Suara teriakan Hyunjin menggema ke seluruh lorong rumah sakit itu. Para suster dan dokter yang mendorong brankar itu sampai dibuat ketakutan olehnya.
Di atas brankar yang sedang di dorong cepat itu, terdapat seorang pria manis yang terbaring tak berdaya dengan tubuh yang dipenuhi darah. Dia adalah Felix.
Tidak hanya Felix, ada satu orang lagi yang kondisinya jauh lebih mengenaskan.
Ya, Jeongin.
Jeongin terluka lebih parah karena dia berusaha melindungi Felix. Mulut dan telinga pria berumur itu terus mengeluarkan darah. Darah juga tak henti mengalir dari luka di lehernya yang menganga lebar.
Hyunjin, Changbin dan yang lainnya sudah tidak karuan. Mereka terus mengumpat, mengucapkan kalimat-kalimat kasar, dan membentak setiap orang yang menghalangi langkahnya.
Mereka terlambat datang ke tempat tadi. Hingga saat mereka tiba di sana, keadaan sudah sangat kacau. Mereka melihat Jeongin yang tergeletak dengan leher yang terkoyak dan beberapa bagian tubuhnya yang terkena tembakan serta sayatan. Di sampingnya, ada Felix yang juga tidak sadarkan diri dengan dua luka tembak di punggung dan tiga buah tusukan dibagian perutnya.
Hyunjin dan Changbin langsung mengamuk begitu sampai di tempat itu. Tanpa menunggu lagi, mereka langsung membawa dua orang itu ke rumah sakit terdekat.
Denyut nadi keduanya hampir tidak teraba, itu membuat Hyunjin seperti orang kesetanan.
Di tengah kepanikan orang-orang yang menunggu Felix dan Jeongin yang sedang di tangani, ada satu orang yang terlihat cukup tenang.
Chan yang menyadari itu langsung menyenggol lengan Kyungmun lalu memintanya untuk melihat ke arah Jayden. Kyungmun terlihat mengangkat sebelah alisnya. Mereka tau betul Jayden seperti apa, pemuda itu sangat cengeng bahkan untuk hal-hal kecil. Tapi sekarang ini, jangankan menangis, dia bahkan tidak terlihat panik sama sekali.
Mengabaikan Daddy mereka yang marah-marah di depan pintu UGD yang tertutup, Kyungmun menghampiri Jayden lalu menariknya menjauh. Hanya mereka berdua karena Kyungmun memberi isyarat pada Chan dan Taerae untuk tetap diam di tempatnya.
"BAJINGAN!"
Hyunjin terlihat sangat murka, ia menendang pintu UGD itu hingga menimbulkan suara yang cukup keras.
Changbin juga tak kalah frustasi, tapi ia masih bisa sedikit mengontrol dirinya.
"Siapa yang udah ngelakuin ini?!" Tanya Hyunjin entah pada siapa.
Ya, wajar saja Hyunjin berkata demikian, pasalnya tadi mereka semua berada di markas dengan kedua tawanan mereka dan juga Jeno serta Mark.
Mereka berhasil menjebak dua kakak beradik itu, dan itulah sebabnya tadi semua orang pergi ke markas saat matahari bahkan belum terbit.
Dan sepertinya sekarang mereka menyesal karena memilih mendatangi dua sampah itu dibandingkan dengan Felix dan Jeongin.
"Anak-anak mereka." Gumam Changbin lirih
Hyunjin menghentikan langkahnya, ia beralih mendekati Changbin dan mencengkram kerah pria itu.
"Kita harus bunuh mereka dan semua keturunannya!" Ucap Hyunjin penuh penekanan.
"Tentu." Jawab Changbin sambil perlahan melepaskan cengkraman Hyunjin dari lehernya. Mata tajamnya menatap lurus ke depan dengan wajah yang menyimpan banyak dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Rose (Hiatus)
Teen FictionSpin-Off Hello Sweety ❗Buat yang belum baca Hello Sweety, alangkah baiknya baca book itu lebih dahulu supaya tidak bingung dengan alur cerita ini ♤♤ Do you like roses? I have a very beautiful rose. Want to see it?