Terhitung sudah empat bulan sejak kepindahan Taerae dan Clove ke Belanda. Selama itu pula mereka sudah mulai terbiasa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Seperti halnya di sekolah, selama empat bulan ini Clove berkembang cukup baik, dia juga sudah memiliki beberapa teman di sekolahnya. Yah, meskipun lebih banyak orang yang membencinya sih.
Banyak dari mereka yang menganggap Clove itu lemah, sombong, dan suka mencari perhatian. Mereka mengatakan demikian karena Clove kerap kali memperlihatkan sikap manjanya pada Taerae, menangis tidak tahu tempat, dan dia juga sering berkumpul dengan para pentolan sekolah yang terkenal susah untuk di dekati, diantaranya adalah Chan dan Kyungmun dan teman-teman mereka yang lainnya.
Mungkin karena kerap mendapat perlakuan tidak baik dari siswa lain, Clove yang sekarang jadi tidak terlalu cengeng seperti sebelum dia pindah ke sini. Tapi tetap saja dia masih suka menangis, hanya saja sedikit berkurang.
Taerae sebenarnya lebih suka Clove yang manja dan bergantung padanya, tapi tidak dapat dipungkiri jika dia juga senang melihat pacar manisnya itu bisa lebih berani melakukan apa-apa sendiri.
Jika dulu Clove selalu mengandalkan Taerae untuk melakukan berbagai hal, kini sedikit demi sedikit Clove sudah bisa melakukan kegiatannya sendiri, meskipun masih dalam pantauan Taerae.
Seperti sekarang ini, Taerae sedang memperhatikan Clove yang sedang berolahraga di bawah sana. Ia tersenyum kecil saat melihat Clove berkali-kali mengusap keringat di dahinya.
Taerae tau betul Clove itu paling tidak suka olahraga tapi bukan berarti dia tidak bisa melakukannya.
Clove sebenarnya tidak selemah yang orang-orang kira. Dia hanya malas menunjukkannya saja.
Taerae masih betah melihat kekasihnya dari atas sana. Kebetulan sekarang kelasnya sedang tidak ada pelajaran, jadi Taerae bisa puas melihat Clove berolahraga sampai dia selesai nanti.
Tadinya Taerae sempat akan ikut si kembar ke rooftop, namun niat itu ia urungkan saat mendapat pesan dari pacarnya.
Isi pesannya sebenarnya cukup singkat, Clove mengatakan pada Taerae jika dia akan ikut jam olahraga sampai selesai dan meminta Taerae untuk melihatnya.
Taerae tentu saja mengiyakannya. Dia penasaran, biasanya Clove tidak pernah mau ikut kelas olahraga atau kalaupun dia ikut, Clove tidak akan bertahan sampai akhir.
Taerae tidak bisa menahan tawanya lagi saat melihat Clove yang berkali-kali gagal memasukkan bola ke dalam ring. Clove terlihat kesusahan karena tinggi badannya yang minimalis.
"Gemes banget pacar gue." Ucap Taerae tanpa mengalihkan pandangannya.
"Iya. Imut banget calon pacar gue, jadi makin cinta."
Mendengar itu, Taerae yang tadinya sedang tertawa karena melihat Clove langsung merubah wajahnya menjadi sangat datar.
Ia menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati Kevin yang juga sedang tersenyum sambil melihat Clove.
"Ngomong apa lo barusan?!" Taerae langsung mencengkram erat kerah baju Kevin.
"Calon pacar gue gemesin." Jawab Kevin tanpa rasa takut.
Bugh!
Satu pukulan kini berhasil mendarat di wajah tampan Kevin. Pemuda itu tidak terima dan balas memukul Taerae.
Taerae yang sudah tersulut emosi itu langsung menghajar Kevin tanpa ampun hingga perkelahian diantara mereka tidak dapat dihindari lagi.
Perkelahian itu menyebabkan terjadinya kerumunan yang cukup banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Rose (Hiatus)
Novela JuvenilSpin-Off Hello Sweety ❗Buat yang belum baca Hello Sweety, alangkah baiknya baca book itu lebih dahulu supaya tidak bingung dengan alur cerita ini ♤♤ Do you like roses? I have a very beautiful rose. Want to see it?