2 - Smile

651 72 0
                                    

Happy Reading 😊

"Kak Seungmin"

Seungmin mengabaikan sautan itu. Sudah kesekian kalinya ia mendengar suara nyaring nan jernih itu Ketika ia berjalan dari halte dekat flatnya saat pulang dari kerja, dan berkali kali juga ia berusaha mengabaikannya.

Sampai suatu hari, Ketika ia berusaha mengabaikan pemilik suara itu dengan berpura pura bermain handphone, si pemilik suara itu dengan cepat merebut handphonenya. Seungmin sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk merebut benda kotak miliknya itu.

Yang Jeongin, pemuda pemilik senyum cerah yang selalu menghantuinya sejak kejadian percobaan bunuh dirinya seminggu yang lalu itu kini mengotak atik benda kotak milik Seungmin.

"Baiklah dengan ini aku bisa menghubungi kak Seungmin" ujarnya sambal tersenyum dan menyerahkan handphone yang sedang ia genggam kepada si pemiliknya.

Senyumnya hangat, masih terasa sama seperti pertama kali Seungmin melihatnya, begitu cerah, menyilaukan, dan juga-

"Manis"

"Apa? Kakak bilang apa? Manis?"

Seungmin sedikit terkaget, sejak kapan mulutnya tidak bisa terkontrol seperti ini.

"Ah, Jika kakak mau, Jumat malam kakak bisa mampir di café dekat kampusku, disana mungkin luamayan ramai, dan aku tidak tahu jika kakak suka atau tidak, tapi, aku jamin camilan manis yang ada disana adalah yang terbaik sesaentro seoul, aku akan memngirim alamatnya kepada kakak nanti"

Seungmin masih belum mengeluarkan sepatah katapun. Ia masih berusaha diam, belum mengizinkan pemuda riang itu melewati batas tembok yang selalu ia bangun disekelilingnya.

Belum mengiyakan ajakan Jeongin, pemuda itu segera kabur setelah ia melihat jam tangannya.

"Misi kali ini sudah selesai, akan kuhubungi lagi nanti, bye-bye kak"

Suara riang itu perlahan terdengar samar seiring dengan si pemiliknya yang berlari menjauh dan menaiki bis yang datang segera setelah pemuda itu berhenti di halte yang tak jauh dari tempat mereka bertemu tadi. Seungmin masih terdiam ditempat. Notifikasi bergetar di handphonenya menyadarkannya dari lamunan. Sebuah pesan masuk,

Pesan dari Yang Jeongin

+ + +

Seungmin tersenyum ketika membaca pesan pesan dari Jeongin yang tak pernah berhenti semenjak pertemuan terakhir mereka beberapa hari yang lalu.

"Kau ternyata bisa tersenyum"

Perkataan heran dari rekan kerjanya, Pak Lee, yang tiba tiba itu membuatnya tersikap kaget dan segera mematikan handphonenya.

"Benar, beberapa hari ini aku juga sering melihat Pak Kim tersenyum"

Imbuh Nona Park yang tau tau muncul disampingnya.

"B-bukankah aku juga pernah tersenyum, hanya Pak Lee dan Nona Park saja yang jarang memperhatikan" sanggah Seungmin sedikit terbata dan dengan nada kalem nan datar khasnya.

Balasan itu sedikit membuat nona park justru terheran-heran dan menimpali jawaban Seungmin dengan suara lembutnya.

"lihat lihat, kau dengar itu? Sekarang dia bisa daiajak berbicara dengan topik selain pekerjaan"

"kau benar"

Imbuh Pak Lee.

Seungmin mengabaikannya, sambil termenung bertanya kepada sendiri apakah benar dia belum pernah tersenyum semenjak hari itu? Dan perlahan membuka Kembali pesan dari pemuda bermata rubah itu segera setelah interupsi Pak Lee dan Nona Park tadi sedikit membuka matanya.

"Aku bisa tersenyum?"

Bisiknya. Sembari memandangi pesan Jeongin.

"Kak Seungmin, kutunggu di café ini, nanti malam"

"Misiku kali ini akan berhasil dalam satu kali percobaan!"

Dan Seorang Kim Seungmin tersenyum kembali.

.
tbc
.
.
.
.
.
.
.

Note: sebenernya ini fic udh selesai bakal ku up pelan-pelan. formatnya kayak drrable per chapternya jadi bakal singkat-singkat

Sequence | Seungin/Jeongmin (Seungmin x Jeongin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang