6 - Bitter

374 52 1
                                    

Happy Reading

"Jeongin"

"Yang Jeongin"

Perlahan Jeongin membuka matanya perlahan, ia ingin menjawab panggilan dari suara lembut itu dengan segera, tetapi tenggorokannya terasa kering sehingga yang ia keluarkan hanyalah gumanan tidak jelas.

Pandangannya menjadi lebih jelas dan melihat Seungmin dengan wajah khawatirnya masih memanggil namanya dengan suara lembut yang setengah bergetar.

"Mi.. minum"

Dengan susah payah Jeongin berhasil mengeluarkan kata pertamanya setelah siuman.

Seungmin segera mengambilkan minum yang ada disamping nakas ranjang rumah sakit pemuda itu, dan dengan telaten membantu Jeongin untuk duduk sehingga pemuda itu bisa dengan nyaman meneguk air putih untuk membasahi tenggorokan.

Tak lama setelah itu, dokter yang sudah Jeongin kenal memasuki kamar rumah sakit tempat ia dirawat, memerikasa secara keseluruhan kondisi pemuda itu. Jeongin menatap si Dokter dengan ekspresi yang sulit untuk dijelaskan.

Ketika Dokter Jang menyelesaikan seluruh pemerikasaan, dokter itu hanya bisa memberikan gelengan yang menandakan kemungkinan terburuklah yang akan terjadi.

Jeongin yang sedari awal sudah menduganya hanya terdiam seribu bahasa tak mengeluarkan sepatah katapun sampai sang dokter undur diri setelah memberikan beberapa saran dan sesi konsultasi.

Seungmin mengamati dari awal sampai akhir, mencoba mencerna apa yang sebenarnya dokter itu katakan tentang kondisi Jeongin.

Semuanya terjadi terlalu cepat.

Fikirannya kalang kabut ketika tiba tiba ia mendapat sebuah panggilan dari nomer rumah sakit yag mengabarkan jika Jeongin sedang tidak sadarkan diri dan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit.

Tanpa menghiraukan panggilan dari rekan kerjanya yag kebingungan karena tiba tiba seorang Kim Seungmin mengajukan izin setengah hari. Ia melesat menuju rumah sakit tempat Jeongin berada.

"Tidak ada harapan lagi"

Ia masih mencoba untuk memproses semuanya, dan kalimat itu yang terus terlintas dipikirannya.

Apakah pada akhirnya kau hanya akan meninggalkanku sendiri, Jeongin?

Ia kira ia sudah mendengar seluruh cerita hidup Jeongin. Tapi kini pemuda itu mempunyai rahasia besar dan kini Seungmin masih belum bisa memproses semuanya dengan baik.

Hanya akan ada rasa pahit yang tersisa jika kau meninggalkanku.

Ketika ia tersadar dari lamunannya, dengan segera ia mencoba melihat pemuda yang tersenyum dihadapannya. Seungmin ingin menangis saat itu juga ketika melihat senyum Jeongin yang masih terasa sama hangatnya.

Kenapa kau malah tersenyum?

Batinnya bergejolak. Tapi ia tahu. Ini bukan waktu yang tepat. Ia bisa menyimpannya untuk ia renungi sendiri nantinya. Pahit dan hitam. Yang bewarna kekuningan cerah dan hangat hanyalah senyum dari pemuda 20 tahun itu.

"Kak-"

Seungmin berusaha menahan seluruh emosinya yang meluap-luap.

"aku tidak apa-apa, kau bisa lihat kan bagaimana otot lenganku yang besar ini" ujar Jeongin sembari mengangkat sebelah tangannya yang tidak terpasang infus.

Seungmin berusaha tersenyum menangapi lelucon bodoh nan garing milik Jeongin.

"kak bisa bantu aku sebentar untuk berdiri, aku ingin menghirup udara segar diluar sana"

"kemana? mau kuantar?" Seungmin bertanya, berusaha menyembunyikan fakta jika kali ini ia gentar.

"aku sudah hafal rumah sakit ini, aku- aku bisa berjalan sendiri ke taman di lantai ini" Jeongin berucap ringan.

Dengan sedikit dibantu Seungmin untuk berdiri, dengan pasti dan langkah mantap yang meyakinkan jika ia tidak perlu bantuan Seungmin hanya untuk sekedar berjalan. Ia tertatih keluar kamar, menuju tempat dimana ia biasanya merenung dahulu, jauh sebelum hari ini.

Seungmin pun tak mungkin membiarkan Jeongin begitu saja, dengan langkah senyap dan berusaha untuk menjaga jarak, ia melihat Jeongin terduduk di bangku taman rumah sakit lantai 3 yang ternyata tak begitu jauh letaknya dari kamar rawat inap Jeongin.

Langkahnya terhenti ketika Seungmin melihat punggung sempit itu bergetar.

Jemarinya terkepal, kepalanya tertunduk, hatinya terasa pilu melihat pemuda itu.

Pemuda bernama Yang Jeongin itu menangis,

Ia menangis dengan sangat kencang.

dalam sendu dan kelabu.

.

.

.

tbc

.

.

.

Note:

Habis jam kerja, sempet-sempetin ngedit draft di kantor, pulang terus langsung update, cuaca emang lagi agak nggak bersahabat, stay healthy all 🤗

Sequence | Seungin/Jeongmin (Seungmin x Jeongin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang