5 - Daily Life

417 52 1
                                    

Happy Reading 📰

"Jeongin, sarapan sudah siap!"

Seru Seungmin sembari mengetuk pintu kamar yang tepat berada disamping kamarnya. Tak ada sahutan.

"aku akan pulang agak malam nanti, sebaiknya kau makan diluar saja untuk makan malam nanti"

Ucap Seungmin panjang lebar, ia memasukkan roti panggang yang sudah Ia masak tadi. Tak menunggu si pemilik kamar keluar, Seungmin segera membereskan mejan makan serta menuliskan note kecil agar Jeongin bisa membacanya nanti keika sudah keluar dari kamar, dan memakan sarapannya.

+++

Sudah tiga bulan ini mereka tinggal bersama di flat milik Seungmin. Jeongin memutuskan untuk tinggal bersama pria yang berprofesi sebagai Jaksa itu karena ingin berhemat dan kebetulan juga flat milik Seungmin tidak terlalu jauh dari kampusnya sehingga bisa menghemat waktu yang digunakannya untuk ke kampus.

Selama dua bulan ini mereka juga saling mengenal kebiasaan satu sama lain. Kebiasaan jahil milik Seungmin, atau kebiasaan mendengkur milik Jeongin. Tentang makanan dan minuman kesukaan atau tentang genre film yang mereka sukai. 

Mereka telah mengerti satu sama lain. Saling menceritakan diri satu sama lain, tak ada batas dan mungkin tak memiliki rahasia. Tak terkecuali cerita dibalik kejadian yang membuat mereka bertemu.

Ditengah malam, ditemani dengan beberapa kaleng bir, Seungmin menceritakan semuanya, tentang keluarganya, tentang ibunya, tentang mimpi pertamanya yang terkubur karena takdir, dan mimpi keduanya yang tak akan pernah sampai karena tuntutan keluarganya.

Seungmin menceritakannya semua dengan setengah mabuk, dan Jeongin mendengarnya dengan seksama, dengan mata berkilauan serta senyum yang membuat Seungmin yakin untuk mengungkapkan semuanya.

"aku telah kehilangan sayap-sayap untuk terbang meraih mimpiku"

"ayahku juga hanya bisa menyerah dengan keadaanku kala itu, tetapi alih-alih mendukungku dengan karir yang ingin kugapai setelah aku kehilangan basebal. Mereka mati-matian menantang keputusanku itu dan memaksaku untuk terjun di dunia yang sama dengannya"

Seungmin menatap sendu Jeongin.

"semenjak aku kehilangan baseball,

"aku telah lupa bagaimana cara merasakan dan juga melihat warna hidup yang ku elu-elukan, maka dari itu, pada hari itu—"

Ingatannya jauh menerawang ke halte tempat dimana ia bertemu dengan Jeongin.

"aku disana" Suara seungmin yang dalam melirih.

Jeongin sudah menduganya, alasan mengapa pria dihadapannya, menyerah kala itu.

"Tetapi ironinya, dihari itu juga aku bisa bertemu denganmu—"

Pria berkacamata itu menatap Jeongin dalam, sembari mengulas senyum lembutnya yang paling Jeongin sukai.

.

.

Ketika Seungmin mulai terlelap karena mabuk, Jeongin dengan hati hati melepaskan kacamata milik pria itu. Mengambil selimut dan menyampirkannya di pundak lebar milik Seungmin.

Sembari terduduk disamping tubuh yang sudah terlelap itu, ia perlahan memegangi pergelangan tangan Seungmin yang penuh dengan luka sayatan.

Tatapan Jeongin melembut.

"Tenang saja, kak"

"akan kupastikan kau bisa merasakan lagi indahnya rasa serta warna itu lagi"

+ + +

Sore itu, Yang Jeongin sepulang dari kampus berjalan riang disepanjang koridor sembari mengayunkan kantong plastik yang berisi persediaan makanan untuk seminggu kedepan. Seungmin sedari pagi mengeluh karena stok bahan makanan yang menipis, jadi sepulang dari kampus ia sempatkan untuk mampir ke supermarket.

Jeongin memutar kenop pintu, tepat saat itu pula, ia merasakan sakit didadanya, rasa sakit yang ingin ia lupakan dan hilangkan.

Setidaknya jangan sekarang sialan!

Rasa sesak serta sakit menjalar keseluruh tubuhnya,

ia tidak kuat lagi.

Ketika ia hendak menelfon nomor darurat rumah sakit, kakinya sudah terasa lemas, jemarinya bergetar hebat, matanya memberat, napas pendeknya terdengar begitu memilukan. dan akhirnya semuanya-

Menggelap

.

.

.

.

tbc

.

.

.

.

Note: total nanti ada 14 chapter + 1 epilog jadi gabakal panjang dan terlalu draggy, happy ied adha all 🙏

Sequence | Seungin/Jeongmin (Seungmin x Jeongin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang