9 - It'll be alright

339 37 4
                                    

Happy Reading 👌

Baru saja mereka sampai dirumah, Jeongin segera merebahkan diri karena tubuhnya terasa sangat letih setelah melakukan perjalanan menggunakan kendaraan umum sepulang dari rumah sakit.

Sore ini, Jeongin diizinkan untuk pulang dari rumah sakit dengan catatan jika ia tidak boleh melakukan aktifitas yang berat. 

Seungmin sebenarnya bisa saja menyewakan taksi tetapi pemuda itu menolak dengan alasan ingin berjalan-jalan, dan alhasil tubuh pemuda bemarga Yang itu terasa lemas setiba mereka di rumah.

Seungmin mengambilkan selimut dari kamar Jeongin dan menyematkannya pada tubuh pemuda yang sudah terlelap dalam mimpinya.

Melihat dengkuran halus dan tenang milik Jeongin jujur saja membuatnya sedikit ketakutan. Ia tak tahu sampai kapan nafas itu akan terhenti, dan ia tak ingin membayangkan kemungkinan terburuk itu.

Setelah menyiapkan makan malam, Seungmin membangunkan Jeongin.

Suasana makan malam yang tenang tetapi terasa hangat karena mereka semua ada disini.

di rumah mereka.

"Kak"

"Jeong"

"Bagaimana jika minggu depan kita liburan bersama"

Dalam waktu yang hampir berdekatan mereka mengutarakan hal yang sama. Saling memandang mereka tertawa renyah. Bukan pertama kali mereka melakukan hal seperti ini tetapi mereka masih tertawa karenanya.

"Rencananya aku ingin ke Busan, dan kita bisa mengunjungi rumahmu,

-tentunya jika kau diizinkan oleh Dokter Park" imbuh Seungmin antusias, seolah olah sudah mempersiapkan semuanya dengan matang.

Jeongin menimang, memang dia terbilang sudah lama belum kembali ke kampung halamannya. Hanya sesekali orang tuanya yang mengunjungi dia di Seoul.

Mungkin saja,

"Tapi kak, aku punya satu syarat lagi" lanjutnya.

Seungmin mengangkat sebelah alisnya mencoba menerka syarat apa yang Jeongin ingin katakan.

Yang Jeongin hanya tersenyum sebagai balasannya.

.

.

.

"Kau yakin kita mendapat tawaran untuk tampil di tempat ini?" ujar Seungmin sembari menenteng tas gitar di punggungnya.

"kita bukan band café yang cukup professional untuk tampil diacara seperti ini" imbuhnya lagi.

"Yup, dengan perantara si boss, si pemilik acara menyampaiakan permintaan pribadinya seminggu lalu, makanya akhir-akhir ini kita berlatih dengan lagu-lagu yang cocok untuk tampil di tempat seperti ini" ucap Jeongin yakin.

Mereka melangkahkan kaki di aula utama hotel bintang 5 yang kini sedang riuh dengan suasana persiapan pesta. Semenjak ia menginjakkan kaki di sana, Seungmin ini mulai merasakan kejanggalan serta hal aneh yang tetap ia pendam, sampai pada akhirnya Seungmin akhirnya mendapatkan kesimpulan tepat dari rasa curiga-nya sedari awal.

Tangan Jeongin yang sibuk menyetel piano yang disediakan oleh penyelenggara tiba tiba terhenti oleh genggaman tangan milik Seungmin yang mengeras dipergelangan tangannya, sedikit menyakitkan, tetapi Jeongin cukup paham mengenai mengapa Seungmin bersikap seperti ini.

Ketika pemuda itu manatap mata pria dihadapannya hanya ada kabut ketakutan disana. Melihat ketakutan itu, Jeongin memeluk Seungmin, meletakkan dagunya diatas pundak dan membelai halus punggung lebar pria itu.

"Percayalah padaku semua akan baik baik saja kak. Aku jamin itu" ucap Jeongin. 

Sejenak Jeongin bisa merasakan napas Seungmin yang tak beraturan kini mulai melembut. Bahu yang terasa kaku perlahan melemas. Jeongin faham jika Seungmin kini mulai terasa nyaman dan ketika ia memberanikan diri untuk menatap mata Pria itu Jeongin tersenyum.

"Semua akan baik baik saja"

Ketika suara pembawa acara mempersilahkan Seungmin dan Jeongin untuk bernyanyi, Seungmin tergagap, ia bisa melihat bisikan dari kolega ayahnya yang mengenal dirinya. Ia mulai ragu apakah hal ini merupakan hal yang tepat untuk dilakukan.

Dan yang terpenting adalah

dimanakah ayahnya kali ini?

Ayahnya tak akan muncul tiba tiba dan menyeretnya untuk turun dari panggung bukan?

Suara piano milik Jeongin menyadarkannya. Diikuti oleh suara kekuningan yang biasa dia lihat dari Jeongin. Hatinya menghangat. Perkataan Jeongin terngiang dikepalanya.

"ya, semuanya akan baik-baik saja"

Disela nyanyian mereka sekilas Seungmin melirik Jeongin, bersinar seperti biasanya, tidak terlihat seperti seorang yang rapuh, ia terasa begitu hangat. Senyuman yang tak pernah bisa hilang dari pemuda itu membuat Seungmin melupakan semua ketakutannya tadi.

Kau akan merasa akan bisa mengalahkan segalanya jika ada orang yang kau cintai disampingmu, begitulah kata pepatah. Dan Seungmin bisa memahami pepatah itu.

Asal ada Jeongin disampingnya, ia takkan pernah menyerah pada keadaan.

.

.

.

tbc

.

.

.

Note :  kayaknya bakal kuselesein akhir bulan ini.

Sequence | Seungin/Jeongmin (Seungmin x Jeongin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang