Pertemuan Kembali

198 21 2
                                    

Hayoung POV

Semilir angin senja kurasakan menyentuh kulit, pun dengan kehangatan sinar mentari yang segera akan terbenam di ufuk Barat, seakan membuat suasana sore itu begitu sempurna.

Di sini ku berdiri, tak seorang diri, karena disekeliling begitu ramai terdengar canda tawa ceria. Mulai dari beberapa pasang muda-mudi yang tengah menikmati afternoon tea dengan view kolam renang dan pantai di seberang sana. Bercampur dengan gelak tawa dari beberapa keluarga kecil yang menikmati waktu bersama sambil bermain air putih kebiruan di bawah sana.

Namun, di tengah keriuhan suasana sore di sebuah hotel bintang lima itu, aku masih bisa mendengar seseorang memanggil namaku.

Suara yang kukira sempat terlupakan, namun begitu sosok itu terbingkai sempurna di pelupuk mata, seluruh kenangan masa lalu seketika ikut terangkai dengan sama sempurnanya.

"Lama tidak bertemu. Apa kabar?"

Suara bariton itu kembali berdenting di gendang telingaku, memaksa kelopak mataku mengerjap dua kali, sebelum mulut ini bisa mengeluarkan suara untuk membalas sapaannya.

"Ya, lama tidak bertemu," bagaikan sudah terencana, kedua ujung bibirku membentuk sebuah senyuman.

Dan sosok itu ikut tersenyum.

Ya, walaupun sebagian wajahnya tertutup masker, aku masih bisa mengenalinya dengan sangat baik.

Matanya yang sipit, seketika terbentuk bagai bulan sabit bila ia tengah menyunggingkan senyum.

Aku pun jadi bisa tahu kalau ia sedang tersenyum di balik masker yang menutupi sebagian wajahnya.

Sudut hatiku bahkan masih meronta membangkitkan kenangan itu.

Jeon Wonwoo.
Seseorang dari masa lalu. Yang memiliki kenangan manis tapi juga pahit dalam hidupku.

Kenangan yang tercipta dari kebersamaan kami yang singkat- sangat singkat, dan harus berakhir menyakitkan- untuknya pada waktu itu dan untukku di waktu saat ini.

"Aku sebenarnya sudah menyadari kehadiranmu sejak tadi," suaranya kembali terdengar, bersamaan dengan kakinya mengambil satu langkah ke depan.

Hanya satu langkah, dan membuat jarak diantara kami menjadi semakin dekat.

Walaupun sebenarnya tidak begitu dekat, karena masih ada tiga langkah lagi yang memisahkan.

Namun, dalam jarak seperti sekarang, manik ini jadi bisa lebih jelas melihat sosoknya.

Sosok jangkung yang terbungkus pakaian kerja rapi berwarna dominan keunguan. Rambut hitamnya disisir rapi, lengkap dengan kacamata yang selalu membingkai wajah tirusnya.

"Benarkah? Aku tadi tidak mengenalimu karena kau memakai masker," jawabku mencoba terdengar santai. "Bukalah masker itu."

Ada sedikit gurat keterkejutan tampak di sepasang matanya. Ia mungkin tidak menyangka kalau aku akan memintanya secara terang-terangan untuk memperlihatkan wajahnya sekarang.

Wajah yang selama beberapa tahun terakhir hanya pernah kulihat melalui sosial media, tanpa pernah bertemu langsung.

Aku pun sebenarnya tak habis pikir. Kenapa mulutku bisa semudah itu melontarkan kalimat pada lelaki yang sudah lama tak kutemui tersebut.

Sudah lama tak kutemui- dimana terakhir kali kami berinteraksi, aku menggoreskan luka di hatinya.

"Tidak mungkin aku sekarang melepasnya. Kau kan tahu aku pekerja publik," ia menggeleng dan tawa terdengar diantara kalimatnya.

Glimpse of Us [Hayoung x Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang