.
Renjun terbangun di jam dua dini hari. Ia merasakan beban yang tidak terlalu berat menimpa pinggang rampingnya. Renjun membalik badannya dan langsung berhadapan dengan dada telanjang milik suaminya.
Senyum seketika merekah, pipinya memerah disaat tangannya tanpa di suruh menyentuh dada tersebut.
Renjun terkikik geli dan mendongak menatap wajah Haechan yang masih terpejam.
"Ganteng banget suami aku." Bisik Renjun sembari tersenyum.
Dengan jahil jari-jari mungil itu membuka mata Haechan. Tidur Haechan sedikit terusik, ia menghentikan tangan yang mengganggunya itu dan mengunci pergerakan dengan cara di genggam kuat.
Renjun yang ketahuan menciut takut. Haechan marah? "Maaf." Renjun berbisik.
"Ngapain bangun?" Tanya Haechan tiba-tiba.
"Kebangun, dan nggak bisa tidur lagi." Ucap Renjun.
"Kasian banget." Haechan mengelus kepala Renjun.
"Tidur lagi ya? Aku usapin punggung nya." Lanjut Haechan sembari mengusap pelan punggung Renjun.
"Ga bisa tidur lagi."
"Katanya kalo di usap bakalan ngantuk?"
"Ga tau kenapa ini enggak."
"Di coba dulu. Nggak baik nahan ngantuk." Ucap Haechan, kembali mengelus punggung Renjun. Sedetik kemudian Renjun terkejut karena tubuhnya tiba-tiba berpindah di atas tubuh Haechan dan tengkurap di atas tubuh bongsor itu.
Kepala Renjun bersandar di dada Haechan, mendengarkan detak jantung yang berdetak dengan normal itu membuatnya tenang.
Tangan kiri Haechan mengambil sesuatu yang ada di dalam laci nakas.
"Ngambil apa?" Haechan tak menjawab pertanyaan Renjun, ia sibuk meraba-raba laci dan akhirnya mendapatkan sebuah barang yang ia cari.
"Itu apa?" Tanya Renjun. Di dalam ruangan kamar itu gelap, hanya ada cahaya dari bulan yang bersinar terang.
Tiba-tiba Haechan memasukan tangannya ke dalam celana milik Renjun, membawa benda yang memiliki ukuran kecil berbentuk bulat memanjang.
Pria Tan itu membuat kaki Renjun mengangkang dan otomatis membuat belahan pantatnya lumayan terbuka.
"Chan, jangan macem-macem aku udah mulai ngantuk."
"Kalo tidur-tidur aja." Balas Haechan dengan suara berat.
"Ahhh." Renjun meringis saat merasakan sesuatu yang masuk ke dalam lubangnya.
Renjun mau bangkit tetapi punggungnya di tahan dan tetap berada di atas Haechan.
"Rasanya aneh."
"Tidur, sayang." Surai halus Renjun di usap-usap dengan tangan kanannya. Tangan satunya mengambil remote control.
"Ahh, lepasin!!!" Si manis berusaha bangkit tetapi percuma sebab punggungnya di tahan oleh tangan kekar Haechan.
"Ituhh gerakhh, chanhh lepasinhh aku nggakhh sukahh." Renjun meringis dan menenggelamkan wajahnya di leher Haechan.
"Ssttthh."
"Hiks lepasinhh huwaa hiks gerak gerak ituhhh hiks." Haechan merasakan air mata Renjun yang menetes di lehernya.
"Jangan nangis."
Detik itu juga Haechan merasakan basah di bagian perutnya di sertai dengan tubuh Renjun yang sedikit menggelinjang kemudian melemas.
"Kamu orgasme?"
"Pake nanya lagi!" Sewot Renjun.
Pria Tan itu bangkit tanpa melepaskan Renjun di dalam dekapannya. Haechan menyalakan lampu dan mendudukkan Renjun di atas kasur, setelah nya ia membuka celana Renjun karena terkena sperma.
Renjun merapatkan kakinya karena malu.
...
To Be Continue - 26April2023
KAMU SEDANG MEMBACA
DI JODOHKAN | Hyuckren (SUDAH TERBIT)
Fanfiction🔞 "Apaan sih lo? Jangan mentang-mentang gua kecil gini ya, dan seenaknya lo ngangkat gua!" "Diem atau gue cium?" "Lo pengen gua pukul tau nggak!" "Tidur." Dan akhirnya Renjun tidur dengan posisi membelakangi Haechan. Karena selimut hanya ada satu...