🔞
"Apaan sih lo? Jangan mentang-mentang gua kecil gini ya, dan seenaknya lo ngangkat gua!"
"Diem atau gue cium?"
"Lo pengen gua pukul tau nggak!"
"Tidur."
Dan akhirnya Renjun tidur dengan posisi membelakangi Haechan. Karena selimut hanya ada satu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamar sudah gelap, sedikit cahaya mengintip di kain pintu kaca penghubung antara kamar dan balkon.
Haechan masih bermain game online di ponselnya. Sementara Renjun sudah tidur namun jari tangannya masih memainkan telinga Haechan dengan pergerakan yang terputus-putus.
Tiba-tiba sebuah pesan masuk,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haechan mengernyit membaca sebuah pesan tersebut. Siapa pria itu? Haechan berpikir, satu-satunya orang yang ada di dalam pikirannya itu adalah seseorang yang Renjun ceritakan sebelumnya.
Alih-alih ingin membalas Haechan memilih untuk mematikan ponselnya dan tidur sembari memeluk dan mengusap-usap perut istrinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di pagi hari. Renjun baru saja selesai membersihkan diri, kemudian ia memakai kardigan dan tidak memakai dalaman apapun. Dan otomatis membuat perutnya terekspos. Ia juga memakai celana pendek yang sangat pas di pahanya.
Ia turun ke bawa dan melihat Haechan yang sedang memakan makanan yang sudah mereka pesan sebelumnya.
"Ngapain pake baju kebuka kaya gitu?" Tanya Haechan.