bagian : 02

15.4K 1.3K 41
                                    

Hari ini Renjun dengan Haechan sudah pindah di rumah baru mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini Renjun dengan Haechan sudah pindah di rumah baru mereka.

Saat tiba, pria tinggi itu berjalan duluan dan meninggalkan Renjun yang masih berdiri di samping mobil.

Sebenarnya Renjun masih ingin melihat sekeliling rumah itu. Tetapi, disaat merasa pria yang datang bersamanya tadi sudah hilang— dengan cepat Renjun ikut masuk kedalam rumah tersebut. Sesampainya di dalam Renjun melihat pria itu sedang duduk di sofa yang ada di ruang utama.

Renjun bingung, ini terlalu canggung, apa lagi hari ini ia tak memiliki jadwal kelas, pastinya itu akan membuatnya terus berada di rumah itu. Jika pun keluar Renjun sangat malas.

"Gua bakalan buat peraturan disini." Ucap Pria yang sedang duduk di sofa, membuat Renjun sontak melirik ke arahnya.

"Maaf? Peraturan apa ya?" Tanya Renjun langsung.

"Ya peraturan rumah ini. Jadi, lo nggak seenaknya." Balas Haechan.

"Maksudnya?"

"Lo nggak ngerti? Gua bakal ngejelasin semua peraturan nya."

Renjun mendekat ke arah Haechan dan ikut duduk di single sofa yang ada di samping kiri Pria itu.

"Jelasin se detail nya, gua bakalan dengerin." Kata Renjun malas.

"Yang pertama... Harus masak sarapan sebelum gue bangun...."

"Terus gunanya nyewa pembantu apaan?!" Potong Renjun kesal.

"Diem. Gua belom selesai bicara, lo harus sopan sama gua." Balas Haechan.

"Yang kedua... Saat makan siang lo harus anterin makanan ke kantor gu–"

"Terus kalo gua punya jadwal siang gimana? Lo jangan mempersulit hidup gua gitu dong!"

"Bisa diem nggak lo?" Tanya Haechan sembari menatap netra Renjun dalam.

"Gimana gua mau diem kalo peraturan nya kaya gitu, lo mau nyari pembantu ya jangan gua lah."

"Lo kan yang di jodoh-in sama gua. Jadi, buat apa gua nyari pembantu kalo udah ada lo?"

Rasanya kepala Renjun akan berapi-api, ingin sekali ia menjambak rambut pria itu. Apalagi wajahnya yang terlihat sangat mengesalkan.

"Pokoknya gua mau batalin ni perjodohan!"

"Nggak ada penolakan, lo harusnya bersyukur gua masih mau di jodohin sama lo."

"Ya udah makanya bantuin gua buat batalin perjodohan ini. Lo terpaksa kan?"

"Lo mau bikin malu keluarga? Undangan udah tersebar, dan lo batalin gitu aja, hah?"

"Bangsat!" Umpat Renjun.

"Oke, lanjut ke peraturan ke tiga... Kemana-mana harus izin sama gua dan bakalan nentuin jam lo pulang."

"Jangan terlalu ngatur gua, gua nggak suka di atur." Ucap Renjun.

DI JODOHKAN | Hyuckren (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang